RABAT (Arrahmah.id) – Para menteri luar negeri dari “Israel”, AS, Maroko, UEA, Bahrain, dan Mesir diperkirakan akan bertemu di Maroko pada akhir Juni untuk KTT Forum Negev kedua, lansir Haaretz.
Konferensi itu direncanakan pada 25 Juni, setelah tanggal sebelumnya ditunda karena “masalah terkait keamanan” di “Israel” dan wilayah pendudukan Palestina, kata Haaretz.
Warga Palestina telah menyaksikan gelombang kekerasan “Israel” sejak awal tahun ini dengan 157 warga Palestina tewas oleh pasukan dan pemukim “Israel”.
Alasan lain penundaan itu dilaporkan adalah perselisihan antara AS dan Maroko tentang di wilayah mana di dalam kerajaan KTT harus diadakan.
Rabat diduga mengusulkan untuk mengadakan konferensi di Sahara Barat, yang 80 persen berada di bawah kendali Maroko dan titik utama pertikaian besar dengan negara tetangga Aljazair.
Maroko dilaporkan menormalisasi hubungan dengan “Israel” dengan imbalan AS, di bawah mantan Presiden AS Donald Trump, mengakui kedaulatan Rabat atas wilayah Sahara Barat.
Washington sekarang mengatakan pihaknya lebih suka KTT diadakan di wilayah yang “tidak kontroversial secara diplomatis”.
Laporan pada awal tahun ini menunjukkan bahwa Maroko telah “menuntut” “Israel” mengakui kedaulatannya atas Sahara Barat sebelum membuka kedutaan di Rabat.
Tujuan Forum Negev, yang diluncurkan sebagai pertemuan puncak pada Maret tahun lalu, adalah untuk memperluas integrasi ekonomi dan keamanan regional bagi “Israel” dan sekutu Arabnya. Sementara pada saat yang sama, warga Palestina dan orang Arab lainnya sangat mengutuk langkah normalisasi, terutama dengan berlanjutnya pendudukan brutal di Tepi Barat dan cengkeraman “Israel” di Gaza juga terjadi.
Nama Forum tersebut diambil dari nama gurun pasir di “Israel” selatan tempat pertemuan pertama berlangsung di permukiman “Israel”.
“Israel” menormalisasi hubungan dengan Maroko, UEA dan Bahrain pada 2020, dalam perjanjian yang sangat kontroversial yang disebut Abraham Accords. Sedangkan dengan Mesir, “Israel” telah menjalin hubungan sejak 1979.
The Israel Channel 13 News melaporkan pekan lalu bahwa negara-negara Arab yang berpartisipasi dalam Forum Negev telah meminta “Israel” dan AS untuk mempertimbangkan mengubah nama forum ini karena hubungannya yang jelas dengan “Israel”.
Terlepas dari kesepakatan normalisasi, sebagian besar negara Arab mengutuk agresi “Israel” terhadap Palestina dalam beberapa pekan terakhir. (zarahamala/arrahmah.id)