BRUSSELS (Arrahmah.com) – Para pemimpin NATO dilaporkan akan fokuskan pembicaraan hari kedua KTT pada Kamis (12/7/2018) untuk mengakhiri perang panjang di Afghanistan, bergerak melampaui tuntutan Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan anggaran pembelanjaan pertahanan.
Dalam perjalanan yang juga akan membawa Trump ke Inggris dan ke Helsinki untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, presiden menghabiskan hari pertama KTT NATO dengan mencerca sekutunya karena gagal membelanjakan 2 persen PDB yang ditargetkan untuk pertahanan serta menuduh Jerman menjadi “budak” Rusia.
Trump, dalam posting larut malam melalui Twitter, menulis: “Miliaran dolar tambahan dihabiskan oleh negara-negara NATO sejak kunjungan saya tahun lalu, atas permintaan saya, tetapi itu tidak cukup. AS yang telah menghabiskan terlalu banyak.”
Di hari pertamanya, para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara ini menjadi cemas akan kilah Trump. Komentarnya bahwa Jerman dikontrol oleh Rusia mendapat teguran dari Berlin.
Pada hari kedua, para pemimpin akan menyambut para mitra non-NATO termasuk Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Petro Poroshenko dari Ukraina ke markas baru aliansi ketika mereka berusaha untuk fokus pada kebijakan daripada politik.
Perdana Menteri Inggris Theresa May mencoba mengimbangi suasana yang semakin memanas dalam pertemuan hari Rabu (11/7) dengan mengumumkan bahwa ia akan mengirim lebih banyak pasukan untuk misi pelatihan NATO di Afghanistan.
“Kami akan mengerahkan 440 personil tambahan ke misi Dukungan Tegas NATO di Afghanistan,” ungkap May.
“Hal ini membuktikan bahwa Inggris adalah yang pertama dalam merespon seruan NATO untuk meningkatkan sumbangsihnya di Afghanistan,” lanjutnya kepada wartawan.
Dalam pidatonya, sekjen NATO, Jens Stoltenberg, menginginkan para pemimpin setuju untuk mendanai pasukan keamanan Afghanistan hingga 2024, meskipun ada kelelahan publik di negara-negara Barat tentang keterlibatan mereka dalam konflik di sana.
Pendanaan telah mencapai rata-rata sekitar $ 1 miliar per tahun dan Stoltenberg telah mengatakan bahwa ia mengharapkan level tersebut dapat dipenuhi.
Para pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Washington sedang mempersiapkan tinjauan ulang strategi lain, setahun setelah Trump dengan enggan menyetujui untuk memperpanjang keterlibatan dalam perang 17 tahun.
Trump menentang sisa perang terpanjang di Amerika, tetapi penasihatnya meyakinkannya untuk memberikan lebih banyak waktu. Dia mengizinkan pengiriman tambahan 3.000 tentara, sehingga totalnya menjadi sekitar 15.000.
Tweet terakhir Trump juga mengulang desakan sebelumnya di KTT bahwa Jerman salah kaprah karena telah mendukung saluran Laut Baltik senilai $ 11 miliar untuk mengimpor lebih banyak gas Rusia sementara lambat untuk memenuhi target belanja NATO.
Meski demikian, Kanselir Jerman, Angela Merkel berdalih Berlin hanya mempertahankan hubungan komersial dengan Rusia.
Setelah mencaci-maki anggota NATO karena gagal mencapai target pengeluaran 2 persen dari pendapatan nasional untuk pertahanan, Trump mengatakan pada rekan-rekannya pada Rabu (11/7) bahwa dia menyarankan agar semua anggota memberikan kontribusi 4 persen, seperti yang dilakukan AS, kata para pejabat.
Sikap tersebut dinilai akan mewakili pergolakan besar prioritas anggaran di Eropa di mana Jerman dan banyak lainnya telah berjanji hanya akan mencapai 2 persen pada 2024 atau lebih, dan tidak jelas apa yang akan digunakan oleh para sekutu.
Pada pertemuan puncak pada hari Kamis (12/7), para pemimpin akan membahas hubungan NATO dengan Georgia dan Ukraina, dua kandidat keanggotaan NATO yang berkontribusi pada tingkat pasukan di Afghanistan namun masih terhambat oleh serbuan Rusia ke wilayah mereka.
Di bawah aturan NATO, negara-negara dengan konflik teritorial tidak dapat bergabung dengan aliansi Barat dan tidak ada negara yang diharapkan untuk maju dalam pembicaraan keanggotaan. (Althaf/arrahmah.com)