LOMBOK (Arrahmah.id) – Ratusan massa dari Dusun Batu Jompang, Desa Sesait, kecamatan Kayangan, menyerbu Kantor Polsek Kayangan pada Senin, 17 Maret 2025 .
Mereka melempari kaca, merusak kusen jendela kantor, merobohkan pagar Polsek, hingga membakar sejumlah kendaraan roda dua yang ditunggangi petugas.
Informasi yang dihimpun koran ini, kedatangan massa dipicu lantaran kesalahpahaman tertukarnya ponsel yang melibatkan warga dusun Batu Jompang, Rizkil Watoni (RW) dengan kasir salah satu gerai toko modern di Lokok Rangan, Desa Kayangan, kecamatan Kayanyan.
RW saat itu mendatangi Alfamart untuk berbelanja. Ia kemudian menitip ponselnya untuk diisi daya pada layanan yang disediakan gerai tersebut. Setelah berbelanja, RW yang hendak mengambil HP miliknya justru membawa HP milik salah seorang kasir.
“Setelah sampai rumah, RW mendapati HP itu berdering dan baru sadar kalau HP yang dibawanya adalah HP orang lain,” kata salah seorang warga, Karyadi.
Mengetahuinya dirinya keliru, RW melalui sambungan telepon dengan pemilik HP sepakat bertemu untuk mengembalikan HP ke pemiliknya. Informasi lain menyebutkan, pengembalian HP dilakukan keesokan harinya antara RW dengan kasir.
Alih-alih tukar menukar HP berjalan normal, RW mendapati dirinya sudah dilaporkan ke Polsek Kayangan oleh pemilik HP yang ia bawa.
Saat ia akan mengembalikan HP, ia didatangi salah seorang oknum anggota Polsek Kayangan, kemudian dibawa ke Polsek. Informasi lain menyebutkan, RW sempat diinapkan di tahanan Polsek selama satu malam.
Masalah “sepele” HP tertukar justru berbuntut panjang dengan hadirnya mediasi yang melibatkan oknum Anggota Polsek hingga RW sepakat membayar kompensasi sebesar Rp2 juta. Tidak hanya itu, RW juga menyampaikan permintaan maaf langsung kepada pemilik HP.
Setelah beberapa waktu, RW yang diketahui bekerja sebagai pegawai ASN PPPK di Dinas PUPR KLU sejak 2023, diduga mendapat intimidasi dari oknum Anggota Polsek.
Bahkan, pengakuan orang tua korban yang didengar warga, menyebut jika oknum mengintimidasi dengan menyebut jika kasus ini sudah sampai di Kejaksaan.
“Korban sepertinya tidak kuat mendapat tekanan sehingga memutuskan untuk gantung diri. Itu dibuktikan oleh sebuah surat pesan yang ditulis korban pada selembar kertas,” ujar Karyadi.
Peristiwa gantung diri ini pun membuat heboh masyarakat sekitar, tidak hanya dusun Batu Jompang, tetapi juga dusun lain di Desa Sesait.
Ratusan warga yang tersulut emosi karena mengetahui kronologi informasi yang tidak utuh pun mengambil tindakan. Mereka lantas mendatangi Kantor Polsek pada Senin malam, merusak fasilitas dan membakar kendaraan roda dua.
(ameera/arrahmah.id)