JAKARTA (Arrahmah.com) – Pada Sabtu dan Ahad (20-21 April 2013) lalu dilangsungkan Dauroh Kristologi Khusus para Da’i di Cibubur, Jakarta Timur. Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Baitul Maqdis, sebuah lembaga dakwah Islam yang lebih fokus menangani dan menangkal upaya-upaya pemurtadan umat Islam lewat kristenisasi dan aliran-aliran sesat.
Acara ini dihadiri oleh para Da’i dari berbagai daerah, seperti Jawa dan Kalimantan. Pada kesempatan itu, selain menambah ilmu dan mempererat ukhuwah, pada Da’i juga berbagi pengalaman nyata dalam menghadapi Kristenisasi di daerah masing-masing.
Seorang ustadz dari Semarang menceritakan, beratnya menghadapi upaya orang Kristen mempengaruhi murid–murid TPQnya (Taman Pendidikan AlQuran) dengan iming-iming materi. “Pada hari belajar ngaji para santri dijemput dari rumah-rumah mereka, sepengetahuan dan izin orang tua mereka, dibawa mereka ke tempat-tempat wisata dan hiburan rakyat. Dikasih makanan dan hadiah, kemudian mereka diantar pulang ke rumah dan memberikan bingkisan tuk orang tua mereka,” demikian sang ustadz bercerita.
Mengingat, usia Kristenisasi di Indonesia sudah sangat tua lebih tua dari penjajahan kolonialis terhadap negeri ini. Ketika penjajahan fisik dimulai, ketika itu pula awal Kristenisasi dimulai. Sekarang, penjajahan secara fisik telah berakhir namun Kristenisasi masih terus berlangsung dan semakin gencar. Bahkan menurut ustadz Bernard Abdul Jabbar, masa panen Kristenisasi akan terjadi pada tahun 2020.
Pada Tahun itu diperkirakan Indonesia mungkin dipimpin oleh Presiden beragama Kristen, dan komposisi penduduk Indonesia 50% muslim dan 50% kristen. Alangkah bersemangatnya orang-orang Kristen mewujudkan hal ini. Tugas kristenisasi ini juga dibebankan kepada para mahasiswa STT (sekolah Tinggi Teologi), tugas akhir mereka adalah meng-Kristen-kan minimal lima orang Islam. Para mahasiswa tidak akan lulus diwisuda sebelum melakukan tugas akhir itu.
Pada saat bersamaan, sayangnya umat Islam belum mempunyai peta gerakan Kristenisasi dan lembaga dakwah Islam masih bekerja sendiri sendiri dalam menghadapi Kristenisasi. Dua hal ini paling tidak yang diungkapkan oleh ustadz Farid Achmad Okbah dalam memberikan materi untuk sesi menangkal pemurtadan Kristenisasi.
Sudah menjadi keharusan bagi kaum Muslimin untuk memperhatikan lingkungan sekitar, apakah ada para misionaris Kristen di sana. Untuk menghadapi Kristenisasi ini, dibutuhkan persatuan Islam. Kemudian membuat dan melakukan pemetaan Kristenisasi dalam upaya meningkatkan kwalitas umat. Dan hal yang paling dasar yang harus dilakukan adalah, pembinaan aqidah Islam bagi kaum awam serta mencermati dan mempelajari strategi dan gerakan musuh-musuh Islam.
(Azmuttaqin/arrahmah.com)