BEKASI (Arrahmah.com) – Terkait adanya dugaan upaya kristenisasi berkedok karnaval dengan memanfaatkan momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dan bekerjasama dengan Badan Anti Narkotika (BAN) di Bekasi, Ahad (2/5) lalu, Forum Ummat Islam (FUI) Wilayah Bekasi, mengungkapkan bahwa memang ada skenario besar dibalik peristiwa-peristiwa provokatif tersebut.
Tak lama sebelum kasus itu, telah terjadi pula sikap penentangan oleh kalangan Kristen dengan melakukan pelecehan terhadap Islam dengan menginjak Al-Qur’an. Kemudian munculnya blog Santo Bellarminus yang memberikan tagline pada title header blognya, “Habisi Islam di Indonesia”. Uniknya, kejadian dan objek tersebut semua berlangsung di Kota Bekasi Raya.
Menurut Pengurus Forum Ummat Islam (FUI) Wilayah Kota Bekasi, Drs. Bernard Abdul Jabbar, M.Pd, Provinsi Jawa Barat telah menjadi agenda utama gerakan kristenisasi di Indonesia selain juga Provinsi Sumatera Barat.
“Jawa Barat dan Sumatera Barat itu agenda kristenisasi internasional. Di Jawa Barat dimulai dari Bekasi, kemudian akan berkelanjutan termasuk misalnya pada kasus di Cianjur,” kata Bernard yang ditemui Hidayatullah.com, Jum’at (14/05) kemarin di sela-sela aksi demontrasi ummat Islam di Bekasi.
Mantan pendeta ini mengungkapkan, gerakan-gerakan kristenisasi yang terbilang marak dan berani tersebut memang sesuai dengan perintah dalam upaya menjalankan perintah Alkitab Matius (10): 16; licik seperti ular, tulus seperti merpati.
“Menurut mereka, ini adalah misi agung. Mereka didukung Gerakan jaringan zionis kristen Indonesia,” jelasnya.
Provinsi Jawa Barat dan Sumatera Barat, janjut Bernard, merupakan indikator keberhasilan kristenisasi di Indonesia. Lebih dari itu, bahkan menurut investigasi dan temuan FUI, kini ummat Kristen di Bekasi sudah bersiap diri dengan segala sesuatunya.
Sekte garis keras Kristen Protestan yakni Yehova pun rutin melakukan bantuan melalui Denny Tunggul, orang yang diduga menunggangi aksi pelecehan terhadap Islam di halaman Masjid Al Barkah belum lama ini.
“Pasukannya sudah bersiap diri. Ada Brigade Kristus, Brigade Maryam, Brigade Imron, dan Brigade Kudus. Mereka sudah bersatu, ini kita harus sadar,” imbuh pria yang juga sempat menjadi aktivis kristen radikal ini.
Bernard menyakini bahwa ada kekuatan besar dibalik semua kegiatan kristenisasi tersebut. “Ada rekayasa dan agenda besar di sana,” tandas dia. [hidayatullah/arrahmah.com]