BERKELEY (Arrahmah.com) – Kerusuhan yang semakin memburuk di Suriah berasal dari agenda imperialis yang bertujuan menghilangkan penguasa negeri-negeri Timur Tengah yang tidak lagi menguntungkan bagi kepentingan AS di kawasan itu, seorang analis politik mengatakan pada Press TV.
“Ini adalah agenda penggantian pemerintah yang tidak bisa lagi diterima oleh imperialisme Amerika,” kata komentator politik Ralph Schoenman dalam wawancara Jumat (8/7/2012), menyinggung krisis Suriah.
Schoenman menunjukkan bahwa Washington tidak segan-segan memperlihatkan agenda mereka yang sebenarnya, dengan mengatakan, “Sejak awal juru bicara dan menlu AS dan wakil AS untuk PBB telah secara eksplisit mengungkapkan bahwa tujuan mereka adalah untuk mendepak pemerintah di Suriah.”
Pakar politik itu mempertanyakan keandalan dari rencana perdamaian PBB di Suriah dan berpendapat bahwa rencana seperti itu hanya menuduh pemerintah melanggar perjanjian damai, sementara mereka memberikan kebebasan bagi negara-negara seperti Qatar, Arab, Turki, dan negara-negara lainnya untuk mempersenjatai dan membiayai pemberontak di bawah arahan imperialisme.
Kekerasan merebak di di Suriah meskipun gencatan senjata yang ditengahi PBB, yang merupakan bagian dari rencana perdamaian yang diusulkan oleh utusan PBB-Liga Arab, Kofi Annan.
Suriah telah mengalami kerusuhan sejak pertengahan Maret 2011 dan banyak orang, termasuk ratusan pasukan keamanan, telah tewas di negara itu selama 15 bulan terakhir.
Sementara Barat mengatakan pemerintah bertanggung jawab atas pembunuhan, dan Damaskus menyalahkan “para penjahat, pensabotase, dan kelompok teroris bersenjata” atas kerusuhan dan menegaskan bahwa itu sedang diatur dari luar negeri. (althaf/arrahmah.com)