Oleh Rena Malinda
(Aktivis Dakwah)
Pendidikan pada umumnya merupakan proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu melalui pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan yang diperoleh dari pengalaman dan pengajaran. Pendidikan berfungsi sebagai salah satu pilar utama dalam menciptakan peradaban yang maju dan berkelanjutan.
Melalui pendidikan, generasi muda dipersiapkan untuk menghadapi tantangan di masa depan dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Namun, pada kenyatannya pendidikan saat ini menunjukkan kemerosotan yang nyata dan berada dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Sistem pendidikan kita tengah menghadapi berbagai permasalahan yang kompleks dan berlapis. Hal ini mencerminkan karut marut sistem pendidikan yang membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak.
Pendidikan yang seharusnya menjadi landasan kuat untuk masa depan generasi muda, kini menghadapi krisis yang tidak terduga. Di balik gedung-gedung sekolah yang megah dan kurikulum yang seolah-olah dirancang dengan cermat, tersimpan kenyataan pahit yang menghantui, salah satunya yaitu meningkatnya angka bunuh diri di kalangan pelajar. Fenomena ini bukan hanya mengungkapkan sisi gelap dari sistem pendidikan kapitalis, tetapi juga mencerminkan kegagalan mendasar dalam sistem yang diterapkan saat ini.
Tekanan untuk mencapai prestasi, tuntutan nilai yang tinggi, dan persaingan yang semakin sengit telah membuat banyak pelajar berada dalam situasi yang penuh dengan tekanan dan kecemasan. Bukannya menjadi tempat yang mendukung untuk perkembangan pribadi dan intelektual, pendidikan sering kali berubah menjadi ladang persaingan yang brutal, di mana kegagalan dianggap sebagai bencana yang tidak dapat ditoleransi dan akhirnya tindakan tragis seperti bunuh diri menjadi salah satu jalan keluar dari penderitaan yang mereka alami.
Seperti yang dikutip dari laman radarsemarang.id (Sabtu, 24/8/2024) peristiwa bunuh diri mahasiswi Anestesi PPDS Undip bukan hanya terjadi satu kali di lingkungan kampus kota Semarang. Beberapa kasus bunuh diri sudah terjadi dan dilakukan oleh mahasiswa baik perguruan tinggi negeri maupun swasta. Penyebab bunuh diri yang terjadi di lingkungan kampus pun beragam mulai dari persoalan asmara, depresi, hutang, pinjol, hingga tekanan dalam proses studi. Cara menghabisi nyawanya juga bermacam-macam ada yang menyuntikkan obat bius, gantung diri, hingga terjun dari gedung.
Sistem kehidupan sekuler telah mengikis pemahaman manusia tentang hakikatnya sebagai hamba Allah Swt. termasuk mengenai asal usulnya, tujuan penciptaannya, dan akhir hidupnya setelah mati. Dalam pandangan kapitalisme sekuler, tujuan hidup manusia hanya berfokus pada pencapaian materi dan kenikmatan dunia saja. Ketika tujuan tersebut tidak tercapai, manusia merasa gagal dan mudah putus asa. Kondisi inilah yang memicu munculnya gangguan seperti kecemasan, stres, depresi, dan pada akhirnya bisa mendorong seseorang untuk bunuh diri.
Sistem pendidikan sekuler pada dasarnya tidak dirancang untuk menghasilkan individu dengan karakter yang mulia. Fondasi akidahnya justru menjauhkan seseorang dari aturan yang Allah Swt berikan. Sebaliknya, penerapan sistem Islam yang Kaffah akan menciptakan generasi yang memiliki kepribadian Islami, cendekiawan yang cerdas, dan berperadaban tinggi.
Dalam sistem Islam, pendidikan muncul dari paradigma Islam yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan kehidupan, dengan mengaitkan kehidupan dunia dengan kehidupan sebelum dan sesudahnya. Paradigma pendidikan Islam tidak dapat dipisahkan dari paradigma Islam itu sendiri.
Pendidikan dalam Islam adalah upaya sadar, terstruktur, dan sistematis untuk mencapai tujuan penciptaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya di bumi. Tujuan utama pendidikan Islam adalah untuk memenuhi misi ini, dengan dasar akidah Islam sebagai fondasinya. Akidah ini membentuk dasar dalam penyusunan kurikulum, metode pengajaran, kualifikasi guru, budaya yang diterapkan, dan interaksi antara semua elemen dalam sistem pendidikan.
Semua ini berjalan karena peran besar dari negara dalam mengatur seluruh aspek kehidupan agar sesuai dengan akidah Islam. Dalam mendukung sistem pendidikan ini, negara mempunyai peran yang besar untuk menerapkan berbagai kebijakan yang berlandaskan pada syariat Islam.
Wallahu a’lam bis shawwab