BULGARIA (Arrahmah.com) – Pihak berwenang Bulgaria telah dituduh melakukan kebrutalan terhadap migran dalam sebuah laporan baru yang disokong oleh badan amal Inggris Oxfam.
Laporan tersebut, berdasarkan kesaksian migran yang berjalan dari Bulgaria ke Serbia, menyebutkan sejumlah kasus dugaan pemukulan dan pemerasan oleh polisi.
Banyak migran memilih untuk melakukan perjalanan melalui Balkan karna takut menyeberangi laut dari Turki ke pulau Yunani.
Pemerintah Bulgaria belum menanggapi tuduhan tersebut.
Ratusan ribu migran dari Suriah, Afrika, dan Afghanistan, melakukan perjalanan dari Turki ke Balkan dalam beberapa bulan terakhir. Mereka berusaha memasuki Jerman, Swedia, dan negara-negara Uni Eropa lainnya.
Laporan yang dikumpulkan oleh Pusat Hak Asasi Manusia Belgrade dan disponsori badan amal Oxfam ini, menyoroti bahaya yang menanti migran dekat perbatasan Turki-Bulgaria dan kemudian ketika mereka mencoba untuk menyeberang ke Serbia.
Kasus dugaan pemerasan oleh polisi Bulgaria, kekerasan fisik terhadap migran, dan seranga oleh anjing polisi dijelaskan secara rinci, ujar wartawan BBC.
Seperti dilansir BBC (13/11/2015), temuan laporan tersebut berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap lebih dari 100 pengungsi yang tiba dari Bulgaria di kota perbatasan Serbia, Dimitrovgrad, selama tiga hari di bulan Oktober.
Stefano Baldini, direktur Oxfam untuk Eropa Tenggara, mengatakan, “Mengingat pelanggaran yang dilaporkan, Uni Eropa harus turun tangan dan mengambil tindakan nyata untuk melindungi hak-hak asasi manusia dalam perbatasannya.”
Kesaksian ini menyajikan gambaran yang konsisten atas dugaan insiden di Bulgaria,” katanya menurut Asosiasi Pers Inggris.
Bulan lalu migran Afghanistan ditembak mati oleh penjaga perbatasan Bulgaria setelah memasuki negara itu dari Turki.
Para pejabat mengatakan ia terbunuh karena pantulan dari peluru yang ditembakkan sebagai peringatan bagi para migran.
(fath/