DAMASKUS (Arrahmah.com) – Krisis bahan bakar kian memburuk di wilayah yang dikuasai rezim Suriah. Kekurangan bahan bakar ini menyebakan kenaikan harga dan tarif transportasi
Dampaknya, antrean mobil di pom bensin di beberapa daerah membentang lebih dari satu kilometer dan warga harus menunggu hingga berjam-jam.
Kondisi kekurangan bahan bakar yang parah ini melumpuhkan ekonomi di tengah meningkatnya ketidakpuasan publik kepada rezim.
Pihak rezim sendiri sudah mencoba mengantisipasinya dengan mensubsidi 20 liter bensin pemilik kendaraan pribadi setiap lima hari, sementara pengemudi taksi menerima jumlah yang sama setiap dua hari. Bensin dijual dengan harga berkisar antara 250 pound Suriah ($ 0,53) dan 575 pound Suriah per liter.
Sementara itu, sebagaimana dilansir dari Diyaruna pada Rabu (16/9/2020), di pasar gelap bensin dijual hingga 2.000 pound Suriah ($ 3,9). Bukan hanya bensin saja yang naik, harga gas untuk memasak dan mazout (bahan bakar minyak) pun ikut meningkat.
Kekurangan bahan bakar ini pun telah menyebabkan kenaikan tarif angkutan umum dan lonjakan harga yang tinggi karena mahalnya biaya transportasi.
Akibatnya banyak sektor transportasi swasta yang berhenti bekerja. Bahkan sempat terjadi keributan yang menyebabkan warga meninggal karena rebutan antrean di pom bensin. (Hanoum/arrahmah.com)