IDLIB (Arrahmah.id) — Mahmoud Obeid kembali ke rumah setelah seharian bekerja keras di konstruksi hanya untuk menemukan bahwa tangki airnya benar-benar kosong.
“Saya sangat menantikan pasokan air untuk mencuci pakaian, mengisi tangki, dan mandi,” kata Obeid (37), warga kota Idlib, dikutip dari Enab Baladi (29/10/2024).
Setelah bertanya kepada tetangganya, mereka memberi tahu bahwa pasokan air telah berhenti. Ia keluar ke jalan untuk mencari truk air, tetapi truk-truk yang datang ke kota menolak untuk memenuhi kebutuhannya, dengan alasan komitmen mereka kepada pelanggan tetap.
Situasi Obeid mencerminkan sebagian dari apa yang dialami penduduk kota Idlib setelah proyek pemompaan air dihentikan, yang menyebabkan tingginya permintaan terhadap beberapa truk air yang tersedia di kota tersebut.
Penghentian pasokan air ke kota tersebut telah menyebabkan krisis, yang menimbulkan kekhawatiran di antara penduduk, karena beberapa truk yang tersedia gagal memenuhi permintaan, dan harga air telah melonjak, mencapai 75 lira Turki (2,2 dolar AS) per meter kubik, bukan 60 lira sebelum krisis.
Mohammad al-Qadi (48), seorang penduduk kota Idlib, mengatakan kepada Enab Baladi bahwa mengamankan air telah menjadi perhatian baru dan pengeluaran yang melelahkan di tengah biaya hidup yang sangat tinggi. Ia mencatat bahwa ia membutuhkan sepuluh barel (sekitar dua meter kubik) air setiap minggu untuk keluarganya yang beranggotakan tujuh orang.
Artinya, al-Qadi membutuhkan 150 lira per minggu (600 lira per bulan) untuk biaya pengisian air, yang setara dengan upah mingguannya.
Lebih lanjut, Abdul Rahim Suleiman (41), juga warga kota Idlib, menyatakan bahwa kesulitan tidak berhenti pada harga air tapi juga karena pemilik truk menolak dpermintaan mereka.
“Ini mengharuskan kami berdiri berjam-jam di jalan dengan harapan salah satu dari mereka akan setuju,” katanya kepada Enab Baladi.
Beberapa pemilik truk juga menolak memasuki lingkungan sempit, dengan alasan mereka tidak bisa keluar lagi, dan mereka juga menolak menggunakan selang panjang untuk warga yang tinggal di lantai atas, dengan alasan selang tidak cukup panjang. Hal ini memaksa pemilik rumah untuk membayar biaya tambahan.
Pemilik truk yang ditemui Enab Baladi membenarkan kenaikan harga “hanya” karena biaya tambahan untuk mengambil air dari daerah sekitar Idlib. (hanoum/arrahmah.id)