DAMASKUS (Arrahmah.com) – Rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad tidak hanya bertanggung jawab atas pembunuhan massal yang menjadi keadaan terburuk pada abad ini, sekarang tampaknya mencoba untuk menutupi beberapa jejaknya dengan keyakinan bahwa suatu hari nanti akan membantunya menghindari pertanggungjawaban saat perag telah berakhir.
Sebuah tempat di mana perkembangan terbaru yang sangat mengerikan dapat dilihat dengan sangat jelas adalah penjara militer di pinggiran kota Damaskus, pusat penahanan Sadnaya yang terkenal, di mana ribuan penentang Bashar Asad telah menghembuskan nafas terakhir karena penyiksaan, kelaparan, dan eksekusi. Seorang mantan tahanan yang dikutip Amnesti Internasional awal tahun ini menggambarkannya sebagai “tempat terburuk di muka bumi”, lansir Zaman Alwasl pada Rabu (17/5/2017).
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS telah melaporkan bahwa sebuah krematorium telah dibangun di penjara yang bisa digunakan untuk membuang mayat korban keganasan rezim. Itu akan membuat identitas korban tidak mungkin dikenali, kehidupan lenyap dalam kekosongan dan lebih banyak keluarga tanpa henti mencari anggota keluarga mereka yang hilang. Penyidik keadilan internasional, jika mereka pergi ke Sadnaya, mereka akan berjuang dengan susah payah untuk menetapkan fakta. “Buang jenazah, dan tidak ada yang akan melacakmu” begitulah yang diharapkan rezim.
Mimpi buruk Suriah berlanjut. Perang yang telah berlangsung selama enam tahun yang dilancarkan terhadap Muslim Suriah belum berakhir, meski ada pertemuan-pertemuan diplomatik untuk menciptakan “zona aman”. Negara ini telah menjadi saksi pertumpahan darah dari kekejaman yang tak terbatas, para pelaku yang tidak tahu malu dan merasa tidak memiliki kendala, karena mereka yakin bahwa mereka dapat bergantung pada kekebalan hukum mereka.
Rezim Nushairiyah Suriah segera membantah tuduhan yang terjadi di Sadnaya, sama seperti menolak temuan Amnesti Internasional Februari lalu. Informasi bahwa sebuah krematorium telah dibangun dan digunakan, Asad mengklaim: “Sebuah cerita Hollywood baru dilepaskan”. Namun AS menegaskan bahwa analisis gambar udara di situs tersebut mengungkapkan krematorium yang baru dibangun.
Pada Desember, majelis umum PBB membentuk sebuah mekanisme investigasi khusus. Pekan lalu, seorang jaksa Jerman mulai mendengarkan kesaksian mantan tahanan Suriah, tentang penggunaan siksaan sistematis oleh dinas intelijen militer rezim Asad. Penggunaan krematorium adalah kejahatan dalam skala industri. Pembakaran jenazah adalah taktik yang pernah digunakan di Bosnia pada tahun 90-an. Butuh bertahun-tahun untuk menemukan dan mengadili mereka yang bertanggung jawab, tapi hal itu bisa dilakukan. (haninmazaya/arrahmah.com)