JAKARTA (Arrahmah.com) – Pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Muradi, mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk berani “mengejar” keterlibatan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Sekjen Partai NasDem Patrice Rio Capella terkait pertemuannya dengan Gubernur Sumatera Utara nonaktif Gatot Pujo Nugroho yang saat ini tahanan KPK. Apalagi pertemuan tersebut ditengarai berimbas pada kasus Bansos yang membelit Gatot di Kejaksaan Agung (Kejagung).
“Saya pikir, kalau mau serius dikejar saja,” kata Muradi , lansir Okezone, Jumat (2/10/2015).
Kekhawatiran Muradi adalah pada kebiasaan KPK yang mengerjakan kasus satu per satu. Hal itu ditakutkan membuat kasus tersebut bisa mengambang lama karena menangani kasus lainnya. Dengan begitu orang yang terlibat bisa memanfaatkan momentum tersebut untuk menghilangkan alat bukti.
“Lah iya itu gaya KPK, satu-satu ngerjainnya, bisa jadi masalah kalau satu-satu karena bisa hilangkan barang bukti. Kalau itu terjadi, agak sulit mengatakan bisa cepat prosesnya,” katanya.
Dalam acara ulang tahun Fraksi Partai NasDem di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, semalam, Paloh menegaskan komitmennya terkait pemberantasan korupsi. Jika terbukti terlibat, Paloh siap untuk mundur atau dipecat dari partai yang didirikannya tersebut.
“Kalau ada kader partai yang terkena kasus hukum dalam pemberantasan korupsi, termasuk saya, pada saat yang sama, atas dasar kerelaan mengundurkan diri atau dipecat dari partai ini,” ungkap Paloh dalam pidatonya, Kamis (1/10/2015).
Di kesempatan tersebut Paloh juga mengklaim kalau pertemuannya hanya untuk memperbaiki hubungan Gatot dengan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi yang agak merenggang.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja mengisyaratkan akan meminta keterangan Paloh terkait pertemuannya dengan tersangka kasus suap hakim PTUN Medan, Gatot Pujo Nugroho yang juga turut dihadiri Sekjen NasDem Patrice Rio Capella dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi.
Bahkan, dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Tipikor, Evy Susanti yang merupakan istri Gatot menyampaikan ikhwal pertemuan tersebut. Dirinya menilai pasca-pertemuan tersebut suaminya tak lagi disentuh Kejagung.
(azm/arrahmah.com)