PRISTINA (Arrahmah.com) – Setidaknya tiga orang tentara Kosovo Serbia dan seorang tentara salibis NATO terluka dalam baku tembak pada hari Jumat (1/6/2012), saat pasukan yang diklaim ‘penjaga perdamaian’ mencoba membongkar penghalang jalan Serbia yang memblokir lalu lintas, seorang saksi mata menyatakan Reuters.
Pasukan NATO di Angkatan Bersenjata Kosovo (KFOR) menembakkan gas air mata dan senjata kecil dan beberapa pengunjuk rasa menyerang balik dengan pistol.
Pasukan, yang ada di dalam kendaraan lapis baja, berhadapan dengan ratusan orang Serbia yang melempari mereka dengan batu di dekat barikade di desa Krs Rudare dan Dudin dekat kota Zvecan di daerah utara Kosovo yang didominasi Serbia.
Penghalang ini adalah penghalang terakhir di jalan-jalan utama yang masih harus dibongkar oleh KFOR. Mereka didirikan sebagai bagian dari kampanye Serbia lama untuk mencegah pemerintah Albania yang mayoritas Kosovo memaksakan kekuasaannya di daerah tersebut.
“Seorang tentara KFOR yang terluka, telah dievakuasi dan dia ada dalam kondisi yang cukup stabil,” kata juru bicara NATO di Kosovo, Uwe Nowitzki.
“KFOR tidak akan membiarkan situasi ini meningkat dan akan menggunakan kekuatan yang proporsional yang diperlukan untuk mempertahankan lingkungan yang aman,” katanya. Ia pun menambahkan bahwa operasi untuk menghilangkan hambatan itu terus berlanjut.
Kosovo, yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada tahun 2008, adalah 90 persen etnis Albania. Tapi Serbia menentang kemerdekaan tersebut dengan mendominasi dalam balutan kecil di utara yang berbatasan Serbia yang diklaim sebagai bagian dari negara Serbia. Mereka pun menolak upaya oleh pemerintah Kosovo untuk memperluas kewenangannya.
Reuters melansir mengatakan pasukan KFOR dari Jerman dan Amerika Serikat menerima bala bantuan setelah bentrokan awal dan mengerahkan sejumlah unit pasukan di perbukitan yang menghadap Rudare. Beberapa helikopter NATO juga terbang di atas daerah tersebut.
Dragisa Milovic, walikota Zvecan yang berjarak sekitar 60 km dari ibukota Pristina, mengatakan KFOR telah menolak untuk mengizinkan tenaga medis membantu warga Serbia yang terluka.
“Seorang komandan (KFOR) mengatakan kepada saya bahwa mereka memiliki wewenang untuk memutuskan apapun terhadap siapa pun yang melempar batu atau menggunakan senjata,” katanya kepada Reuters.
Milovic mengatakan dia telah meminta Serbia untuk menarik diri demi mengembalikan ketenangan. (althaf/arrahmah.com)