WASHINGTON (Arrahmah.com) – Serbia dan Kosovo telah sepakat untuk menormalisasi hubungan ekonomi sebagai bagian dari pembicaraan yang ditengahi Amerika Serikat (AS).
Kesepakatan yang ditandatangani 5 September 2020 ini juga mencakup pemindahan kedutaan Serbia dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan pendirian kedutaan Kosovo di Yerusalem.
Trump menilai, sebagaimana dikutip dari AP (5/9), bahwa kesepakatan ini adalah sebuah “terobosan besar” setelah lebih dari satu dekade Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada 2008.
“Saya senang mengumumkan komitmen yang benar-benar bersejarah,” kata Trump di Oval Office, yang duduk diantara Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan Perdana Menteri Kosovo Avdullah Hoti.
“Setelah sejarah yang penuh kekerasan dan tragis, serta bertahun-tahun negosiasi yang gagal, pemerintahan saya, cara baru untuk menjembatani perpecahan itu. Dengan fokus pada pencapaian lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, kedua negara yang mampu mencapai terobosan besar,” ujar Trump.
Terobosan menarik dilakukan oleh Kosovo karena negara berpenduduk mayoritas Muslim ini belum pernah mengakui Israel dan Israel juga tidak pernah mengakui Kosovo.
Kosovo akhirnya menjadi negara mayoritas Muslim keempat yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel dan mengakui Yerusalem sebagai ibukota “Israel”.
Sejumlah pihak menilai bahwa keputusan Kosovo ini akibat tekanan AS.
Nampak dari gestur Avdullah Hoti yang seperti kaget ketika Trump menyatakan bahwa Kosovo akan membuat kedutaan di Yerusalem.
Avdullah seperti tidak menemukan klausul itu dalam kesepakatan yang ada. Dia sibuk mencari-cari sesuatu dalam draft kesepakatan dan akhirnya tidak menemukannya. (hanoum/arrahmah.com)