Jakarta (arrahmah) – Kesal “diserbu”, Saidiman, seorang Koordinator Lapangan (Korlap) aksi AKK-BB sebut elemen Islam sebagai “Islam anjing!”.
Korlap aksi Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB), Saidiman, cuma bisa mengumpat kesal. Pasalnya, Apel Akbar pembelaan terhadap Ahmadiyah yang dirancangnya sejak tengah bulan Mei lalu diobarak-abrik massa yang diduga dari Front Pembela Islam tepat di bawah tugu Monas, Ahad, (1/6), kemarin.
Rencana Saidiman berantakan, 15 orangnya luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit. Sekitar seratusan massa Ahmadiyah yang sengaja didatangkan dari Cirebon dengan dua Bus AC antar provinsi pun terpaksa balik kanan. Sedang puluhan sisanya, yang terdiri dari aktivis dan seniman liberal, seperti Wahid Institute, ICRP, JAI, dsb, mengungsi di Galeri Nasional, di seberang Stasiun Gambir, sekitar setengah kilo meter dari lokasi bentrok.
Entah karena kesal atau sengaja, ia mengeluarkan kata-kata tidak pantas yang bisa memancing emosi umat Islam.
“Dasar binatang-binatang. Islam anjing, orang Islam anjing,” ketus aktivis Komunitas Utan Kayu ini kesal.
Namun sejak mengetahui dirinya berasa disamping wartawan hidayatullah.com, Saidiman buru-buru pergi dan masuk ke mobil bersama teman-temannya menuju Polda Metro Jaya, untuk melaporkan insiden yang dialaminya.
Sementara di tempat evakuasi, nampak juru bicara JAI, Mubarik Ahmad, bersama rekan-rekannya tampak sibuk mengulas bentrokan yang baru saja terjadi. Sesekali, cercaan keluar dari mulut mereka.
Kepada hidayatullah.com, Mubarik mengatakan, sebenarnya dia sudah memperkirakan akan terjadinya insiden tersebut. Tapi dia mengaku enggan untuk membatalakan rencana aksinya. “Sudah terlanjur. Nggak mungkin mundur dong,” ucap pria berbadan besar penuh berewok ini.
Saat insiden terjadi, Mubarik baru saja memarkir sepeda motor trail warna kuning merek Hyosung B 6438 IB miliknya di bahu jalan, seberang digelarnya aksi AKKBB.
Melihat massa yang diduga FPI yang datang tiba-tiba dari arah pintu barat Monas, dia hanya tertegun. Kamera yang terkalung di lehernya tidak dijepret barang sekali pun. Sementara massa AKK-BB berhamburan, sebagiannya jadi bulan-bulanan FPI.
Salah seorang dari massa AKK-BB menyalamatkan diri ala aktor film laga, dengan melompat bergelantung di jendela mobil patroli polisi yang melaju untuk membubarkan bentrokan. Sementara massa FPI tetap mencecar dan menombak-nombak pria tadi dengan bambu.
Di seberang, Mubarik masih tertegun. Kemudian kembali ke sepeda motornya untuk meninggalkan lokasi. Ketika hidayatullah.com menghampiri dan menanyakan hendak kemana dirinya, Mubarik hanya melengos. Sepeda motornya dipacu.
Sumber: Hidayatullah