SEOUL (Arrahmah.com) – Korea Utara memperingatkan akan melakukan serangan nuklir dalam menanggapi latihan militer gabungan AS-Korea Selatan yang dimulai Senin (7/3/2016).
Sebagaimana dilansir CNN, Selasa (8/3), berita itu diumumkan dalam sebuah pernyataan oleh Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara dan diterbitkan di Korea Central News Agency yang dikelola negara.
“Latihan militer gabungan yang akan digelar oleh musuh dianggap sebagai latihan perang nuklir paling terang-terangan yang ditujukan untuk melanggar kedaulatan DPRK,” ungkap pernyataan tersebut.
Korea Utara akan melakukan serangan nuklir ofensif untuk mengatatasinya, lanjutnya.
Amerika Serikat menanggapi pernyataan tersebut dengan seruan untuk berhati-hati.
“Kami mendesak Korea Utara untuk menahan diri dari tindakan dan pernyataan provokatif yang memperburuk ketegangan dan lebih fokus pada pemenuhan kewajiban dan komitmen internasional,” kata seorang pejabat senior pemerintah, Senin (7/3), lansir CNN.
“Kami terus memantau situasi di Semenanjung Korea dalam koordinasi dengan sekutu Republik Korea kami,” tambahnya.
Meskipun Amerika dan Korea Selatan menyatakan latihan militer gabungan tahunan itu bersifat defensif, tahun ini kedua negara sekutu itu dilaporkan akan melakukan serangan militer preventif dengan target-target Korea Utara.
Juru bicara Menteri Pertahanan Korea Selatan Moon Sang-kyun menyebut serangan preventif Korea Utara itu sebagai ancaman yang “tidak dapat diterima sama sekali.”
“Jika Korea Utara mengabaikan peringatan-peringatan kami dan memprovokasi, militer kami akan menanggapi dengan tegas dan tanpa ampun. Kami memperingatkan Korea Utara bahwa negara itu harus bertanggung jawab atas semua situasi yang akan terjadi akibat provokasinya yang ceroboh,” kata juru bicara Menteri Pertahanan Korea Selatan Moon Sang-kyun.
Uji coba nuklir dan peluncuran roket Korea Utara baru-baru ini telah memicu tanggapan balasan yang berpotensi meningkatkan konflik antara kedua negara Korea itu.
Dewan Keamanan PBB melakukan pemungutan suara pekan lalu untuk memaksakan serangkaian sanksi terhadap Korea Utara karena melakukan uji coba nuklir dan rudal terbaru. Resolusi yang menyebabkan jatuhnya sanksi tersebut bertujuan untuk melumpuhkan faktor-faktor ekonomi yang memicu program nuklir dan rudal balistik Korea Utara.
Kantor berita Korea Utara telah mengecam sanksi sanksi itu dan menyebutnya sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pembahasan tentang sanksi tersebut baru dimulai setelah Korea Utara mengklaim telah berhasil menguji bom hidrogen pada bulan Januari, yang merupakan uji coba nuklir keempatnya.
Sekitar 17.000 pasukan AS akan berpartisipasi dalam latihan militer gabungan dengan Korea Selatan, menurut United States Forces Korea (USFA).
Dua latihan itu, “Key Resolve” dan “Foal Eagle,” akan berlangsung hingga 30 April. “Foal Eagle” akan melibatkan pasukan angkatan darat, udara, angkatan laut serta pasukan operasi khusus dari kedua militer, ungkap USFA.
(ameera/arrahmah.com)