SEOUL (Arrahmah.com) – Para pejabat menandatangani perjanjian jangka pendek pada Ahad (10/2/2019) untuk meningkatkan kontribusi Korea Selatan (Korsel) terhadap pemeliharaan pasukan AS di semenanjung, setelah kesepakatan sebelumnya berakhir di tengah seruan Presiden AS Donald Trump agar Korsel membayar lebih.
Kesepakatan baru masih harus disetujui oleh parlemen Korsel, tetapi itu akan meningkatkan kontribusinya menjadi 1,03 triliun won (setara 890 juta USD) dari 960 miliar won pada 2018.
Tidak seperti perjanjian sebelumnya, yang berlangsung selama lima tahun, yang ini dijadwalkan berakhir dalam satu tahun, berpotensi memaksa kedua belah pihak kembali ke meja perundingan dalam beberapa bulan mendatang, lansir Al Arabiya.
“Ini merupakan proses yang sangat panjang, tapi pada akhirnya merupakan proses yang sukses,” ujar Menteri Luar Negeri Korsel Kyung-wha mengatakan kepada para wartawan.
Sementara mengakui adanya kritik dari publik yang melekat pada kesepakatan baru tersebut, serta perlunya persetujuan parlemen, Kang mengklaim tanggapannya “sejauh ini positif”.
Penasihat senior Departemen Luar Negeri AS untuk negosiasi dan perjanjian keamanan, Timothy Betts, bertemu dengan Kang sebelum menandatangani perjanjian atas nama AS, dan mengatakan kepada wartawan bahwa uang tersebut mewakili bagian kecil namun penting dari dukungan Korsel untuk aliansi.
Sekitar 28.500 tentara AS ditempatkan di Korsel, tempat AS mempertahankan kehadiran militer sejak Perang Korea 1950-1953.
Para pejabat Korsel mengatakan mereka telah berupaya membatasi bebannya menjadi 1 triliun won dan membuat perjanjian itu berlaku setidaknya selama tiga tahun.
Seorang legislator senior partai berkuasa Korsel mengatakan bulan lalu bahwa negosiasi menemui jalan buntu setelah AS membuat permintaan mendadak yang tidak dapat diterima, bahwa Seoul harus membayar lebih dari 1,4 triliun won per tahun. (haninmazaya/arrahmah.com)