SWAT (Arrahmah.com) – Ibrahim, 13, adalah salah satu dari hamper 200.000 siswa yang terpaksa tinggal di rumah sejak setahun silam, sekolah-sekolah mereka di lembah Swat telah hancur.
“Aku telah duduk di rumah selama lebih dari setahun, ketika sekolahku dengan sangat buruk dirusakkan,” ujar Ibrahim seperti yang dilansir Islamonline.net.
“Kami telah kehilangan satu tahun. Dan ini dapat merusak masa depan kami,” lanjutnya.
Pertempuran demi pertempuran telah terjadi di lembah Swat, yang beberapa tahun lalu merupakan salah satu lokasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan-wisatawan.
Ibrahim tinggal di Kota Kabal, bagian dari Lembah Swat, tempat di mana hamper semua sekolah dirusak dan diubah menjadi kemah-kemah militer.
Seorang wartawan lokal mengonfirmasikan bahwa beberapa sekolah telah diubah menjadi kemah-kemah militer.
Dia mencatat bahwa satu pos polisi telah disediakan di dalam sebuah sekolah di Kabal, angkatan keamanan bertanggung jawab untuk masa depan anak-anak di Swat dalam bidang pendidikan.
“Pasukan bersenjata sibuk meledakkan rumah-rumah yang diduga milik militant Taliban, dan Taliban menyerang sekolah-sekolah tersebut yang telah beralih fungsi menjadi kemah-kemah militer sebagai pembalasan,” lanjut wartawan tersebut yang tidak ingin disebutkan namanya.
Para siswa dan keluarga mereka menarik perhatian pemerintah lokal untuk menemukan solusi dari masalah mereka.
“Kami, baru-baru ini mengadakan demo, menuntut dibuka kembali sekolah-sekolah kami,” ujar Ibrahim.
“Ratusan siswa duduk menganggur selama lebih dari setahun, tidak ada yang dapat mereka lakukan,” ratap Ibrahim. (Hanin Mazaya/Arrahmah.com)