HAITI (Arrahmah.com) – Para pejabat di Haiti telah mengkonfirmasi sedikitnya 1.297 orang tewas setelah gempa berkekuatan 7,2 SR mengguncang negara Karibia itu pada Sabtu (14/8/2021).
Tim penyelamat sedang memilah-milah puing-puing untuk mencari korban selamat.
Rumah, gereja, dan sekolah termasuk di antara bangunan yang rata akibat gempa. Beberapa rumah sakit kewalahan dan membutuhkan pasokan.
Para pejabat mengatakan, sejumlah orang hilang dan sekitar 5.700 orang terluka.
Bencana itu menambah masalah yang dihadapi negara miskin itu, yang sudah terhuyung-huyung akibat krisis politik menyusul pembunuhan presidennya pada bulan lalu.
Bagian barat daya Haiti tampaknya mengalami kerusakan paling parah, terutama di sekitar kota Les Cayes.
Rekaman di media sosial menunjukkan warga yang sedang berusaha menarik korban dari bangunan yang hancur.
“Jalan-jalan dipenuhi dengan teriakan,” Archdeacon Abiade Lozama, kepala gereja Anglikan di Les Cayes, mengatakan kepada New York Times.
Survei Geologi AS (USGS) menyebut pusat gempa pada Sabtu itu sekitar 12 km (7,5 mil) dari kota Saint-Louis du Sud.
Tapi getarannya bisa dirasakan di ibukota padat penduduk Port-au-Prince, sekitar 125 km jauhnya, dan di negara-negara tetangga.
Perdana Menteri Ariel Henry mengumumkan keadaan darurat selama sebulan dan mendesak penduduk untuk menunjukkan solidaritas.
“Yang paling penting adalah memulihkan sebanyak mungkin orang yang selamat di bawah reruntuhan,” katanya, Sabtu.
“Kami telah mengetahui bahwa rumah sakit setempat, khususnya di Les Cayes, kewalahan dengan orang-orang yang terluka dan patah tulang,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)