TEHERAN (Arrahmah.com) – Sepuluh orang lebih tewas di Iran di tengah demonstrasi anti-pemerintah yang meletus pada Kamis, sebagaimana dilansir ABC News, Senin (1/1/2017).
Kematian terbaru menyebabkan korban tewas menjadi 12 orang.
Ribuan warga Iran turun ke jalan dalam beberapa hari ini menyerukan agar pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mundur dari jabatannya.
Pemerintah memperingatkan pada Ahad (31/12) bahwa para demonstran akan menghadapi konsekuensi berat jika demonstrasi terus berlanjut.
“Dalam kejadian tadi malam, sekitar 10 orang terbunuh di beberapa kota,” kata siaran televisi Iran, sambil menunjukkan rekaman kerusakan yang disebabkan demonstrasi anti-pemerintah tersebut.
Dua orang tewas di kota barat daya Izeh dan beberapa lainnya terluka, kantor berita ILNA melaporkan.
“Saya tidak tahu apakah penembakan kemarin dilakukan oleh peserta aksi unjuk rasa atau oleh polisi, dan masalah ini sedang diselidiki,” kata anggota parlemen setempat, Hedayatollah Khademi.
Aktivis mengatakan polisi anti huru hara menembak dan membunuh dua demonstran di kota Dorud pada Sabtu malam dan menangkap ratusan lainnya, namun pihak berwenang pemerintah menolak keterlibatannya dalam kematian tersebut.
Beberapa pesan yang disampaikan melalui media sosial menghimbau warga Iran untuk terus melanjutkan demonstrasi di ibukota Teheran dan 50 pusat kota lainnya.
Iran adalah produsen minyak OPEC utama dan kekuatan regional namun mengalami tekanan di dalam negeri karena negara tersebut terlibat terlalu jauh dalam perang di Suriah dan Irak.
Warga Iran ingin para pemimpin mereka menciptakan lapangan kerja, bukannya malah terlibat dalam perang proxy yang berbiaya mahal.
(ameera/arrahmah.com)