WUHAN (Arrahmah.com) – Seorang karyawan rumah sakit Cina di Wuhan mengatakan kepada kantor berita Jerman Deutsche Welle pada Kamis (6/2/2020) bahwa ia berpikir jumlah kematian akibat coronavirus “jauh lebih tinggi” dari yang pemerintah umumkan.
“Katakanlah seorang pasien telah didiagnosis dengan radang paru-paru. Untuk memastikan apakah ia juga terinfeksi coronavirus, penelitian tambahan harus dilakukan. Tetapi itu tidak dilakukan sama sekali, karena banyak pasien lain sedang mengantri. Jika seseorang meninggal sebelum penelitian dan tes dilakukan, maka penyebab kematian mereka tidak akan secara resmi dinyatakan sebagai coronavirus,” ungkapnya.
“Masker bedah dan desinfektan sudah habis. Rumah sakit menderita karena situasi ini. Wuhan telah menerima banyak sumbangan tetapi tidak mungkin untuk menerapkan peraturan yang mengharuskan dokter untuk mengganti masker setiap empat jam dan pakaian pelindung setiap enam jam,” tambahnya.
Dia juga mengatakan bahwa pasien menunggu berjam-jam untuk diperiksa. Karyawan lain menambahkan bahwa dokter bahkan mengirim pasien pulang setelah menulis resep dan menyarankan mereka untuk menjauh dari orang-orang.
“Ruang tunggu penuh dengan orang yang batuk. Risiko penularan dengan demikian meningkat bagi orang sehat yang berada di lingkungan tersebut,” katanya.
Karyawan, yang enggan disebutkan namanya demi keamanan, juga mengatakan bahwa perjalanan ke rumah sakit terdekat menjadi kendala tersendiri bagi korban yang terinfeksi coronavirus.
“Jika Anda tidak punya mobil, Anda hanya bisa pergi ke rumah sakit dengan taksi. Orang-orang yang tidak memiliki uang harus berjalan ke rumah sakit. Banyak dari mereka yang meninggal sebelum mencapai rumah sakit,” ujarnya.
Kematian akibat wabah coronavirus sangat terkonsentrasi di Wuhan, yang menyumbang lebih dari 73% kematian meskipun hanya sepertiga jumlah infeksi yang dikonfirmasi.
Para ahli mengatakan perbedaan ini terutama disebabkan oleh kurangnya pelaporan kasus virus yang lebih ringan di Wuhan dan bagian lain dari provinsi Hubei yang bergulat dengan kekurangan peralatan pengujian dan ruang rawat inap. (rafa/arrahmah.com)