Kemarin serdadu AS yang tewas sejak invasi dilancarkan Maret 2003 lalu sudah menembus angka 3.000. Tapi, laporan tersebut tidak bisa menyurutkan ambisi Presiden AS George W. Bush untuk memenangkan perang Iraq .
Minggu lalu Pentagon mengumumkan tewasnya seorang serdadu asal Texas . Berdasar catatan yang dihimpun The Associated Press, serdadu Texas itu menggenapi angka korban tewas dari pihak militer AS menjadi 3.000 jiwa. Memang bukan angka yang kecil. Tapi, jumlah tersebut masih terbilang sedikit dibanding angka kematian serdadu AS dalam serangkaian perang yang mereka jalani sepanjang abad ini.
Dalam catatan Departemen Pertahanan AS disebutkan bahwa 405.000 serdadu mereka tewas dalam Perang Dunia II. Itu jumlah korban tewas terbanyak dalam serangkaian perang yang dijalani AS. Jumlah serdadu AS yang tewas dalam Perang Dunia I dilaporkan mencapai 116.000 jiwa. Sementara Perang Vietnam dan konflik Korea masing-masing menelan korban 58.000 dan 36.000 jiwa.
Namun, jumlah serdadu AS yang tewas di Iraq masih sangat mungkin bertambah. Ini mengingat hingga kini belum ada tanda-tanda perang Iraq akan selesai. Apalagi, Bush segera mengirimkan pasukan tambahan untuk mendukung kinerja militer AS di Iraq.
Di sisi lain, jumlah serdadu AS yang tewas di Iraq hingga saat ini tetap yang tertinggi dibanding kerugian pasukan asing yang lain. Hingga akhir Desember lalu, pasukan Inggris baru kehilangan sekitar 127 serdadu. Sementara, jumlah serdadu Italia yang tewas dalam perang tersebut 33 jiwa. Jumlah serdadu Ukarina, Polandia , Bulgaria , dan Spanyol yang tewas berada pada angka 10 hingga 20.
Beberapa waktu lalu, Pentagon melaporkan bahwa konflik di Negeri Seribu Satu Malam itu sudah bergeser ke arah konflik sektarian dibanding perang Iraq -AS. “Desember ini, konflik di Iraq sudah berubah menjadi perseteruan antara kelompok Sunni dan pemberontak Syiah. Kini perseteruan mereka dilatarbelakangi kepentingan agama, politik, dan ekonomi,” tulis markas besar Dephan AS itu dalam laporannya. Kendati demikian, tetap banyak serdadu AS yang tewas.
Sejauh ini bom rakitan dan granat pemberontak Iraq merupakan pembunuh utama serdadu AS. Laporan yang dirilis beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa bom rakitan dan granat pemberontak menyumbangkan 44 persen kematian serdadu AS. Pada September 2004, serdadu AS yang tewas di Iraq mencapai angka 1.000. Setahun berikutnya, angka tersebut meningkat dua kali lipat. Pada Oktober 2005, angka kematian serdadu AS menembus angka 2.000.
Senator Demokrat Edward Kennedy menyebut tingginya angka kematian serdadu AS tersebut sebagai “tonggak sejarah yang tragis.” Menurut dia, pemerintah berutang sebuah kebijakan baru pada militer AS. “Kebijakan baru yang sebanding dengan kepahlawanan mereka di lapangan, dan yang bisa membawa mereka pulang ke rumah dengan selamat,” tegasnya.
Kematian ribuan serdadu itu tak menyurutkan ambisi Presiden AS George W. Bush. Dalam pesan tahun barunya dia mengatakan, militernya tidak akan pernah menyerah dalam mencapai kemenangan di Iraq.
“Mengalahkan teroris dan ekstremis adalah tantangan kami di tahun mendatang. Kami akan menjawab panggilan sejarah dengan penuh percaya diri dan berjuang demi kemerdekaan tanpa gentar,” tandas Bush dalam pidato pertama pada 2007 dari ranch Texas . Menurut dia, langkah yang akan ditempuh AS merupakan lanjutan dari misinya pada 2006. [ap/afp/jp/hid]