ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Tim penyelamat Pakistan telah mencapai sebagian besar masyarakat di daerah pegunungan terpencil yang dilanda gempa berkekuatan besar. Mereka mengatakan banyak korban yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa dan harus menghabiskan malam di luar ruangan dalam cuaca dingin.
Medan yang kasar, jalur komunikasi yang terputus dan keamanan yang tidak stabil membuat upaya bantuan terhambat sejak gempa berkekuatan 7,5 SR mengguncang Asia Selatan pada Senin (26/10/2015) dan dilaporkan menewaskan lebih dari 300 orang.
Butuh waktu lebih dari 40 jam bagi tim penyelamat untuk mencapai korban tanah longsor yang disebabkan oleh gempa yang juga memblokir jalan-jalan menuju beberapa daerah, ujar pejabat Pakistan di ibukota Islamabad.
“Hampir semua jalan telah dibuat lumayan sekarang,” ujar Jenderal Hidayatur Rehman, komandan militer untuk wilayah barat laut dekat perbatasan Afghanistan.
“Kami akan mencoba untuk mencapai semua korban selamat.”
Namun korban gempa di Shangla, salah satu distrik di barat laut Pakistan yang paling parah diguncang gempa, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa situasi mereka semakin buruk karena kurangnya bantuan dan cuaca dingin yang ekstrim.
“Kami masih menunggu untuk makanan, selimut dan kebutuhan lain yang diperlukan bagi kami untuk bertahan hidup. Di sini sangat dingin dan hujan terus turun,” ujar Wahab Hayat seperti dilansir Al Jazeera pada Rabu (28/10).
“Kami sangat membutuhkan bantuan.”
Cuaca buruk
Menurut pernyataan UNICEF, hujan deras dan salju telah menyebabkan proses evakuasi di wilayah pegunungan terpencil yang terkena dampak gempa menjadi terhambat selama dua hari terakhir.
“Kami sangat prihatin atas keselamatan dan kesejahteraan anak-anak, yang paling beresiko dalam bencana apapun dan sekarang dalam bahaya saat suhu terus menurun,” ujar Karin Hulshof, direktur regional UNICEF untuk Asia Selatan.
Dalam pernyataan tersebut, UNICEF memperingatkan bahwa kesehatan, gizi, higienitas dan pelayanan pendidikan sekarang berada di bawah tekanan yang luar biasa dan menempatkan anak-anak dalam resiko.
“Penilaian awal menyarankan bahwa tempat tinggal dan kebersihan akan menjadi kebutuhan utama, karena salju sudah turun di beberapa daerah di pegunungan,” ujar Shelagh Woods, perwakilan Dokter Tanpa Batas (MSF) di Pakistan. (haninmazaya/arrahmah.com)