GHAUTAH TIMUR (Arrahmah.com) – Jumlah korban sipil yang gugur meningkat menjadi 78 orang akibat serangan kimia yang dilakukan Rezim Asad di Douma, sebuah distrik di Ghautah Timur pada Sabtu, kata dokter setempat pada Ahad (8/4/2018).
Suleman Kakeh dan Ayman Arbash, dua dokter di pinggiran Damaskus, mengkonfirmasi korban jiwa dalam laporan yang secara eksklusif diberikan kepada Anadolu Agency.
Rekaman video dari wilayah itu menunjukkan banyak warga sipil tidak berdarah tetapi berbusa di mulut dan hidung. Pertahanan Sipil Suriah, juga dikenal sebagai White Helmets, mengatakan 70 warga sipil telah tewas dalam serangan pasukan rezim yang mengunakan gas beracun.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengutuk serangan terbaru tersebut yang menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional.
Yousef bin Ahmed Al-Othaimeen, sekretaris jenderal OKI mengatakan: “Saya mengutuk serangan Bashar Asad terhadap warga sipil yang tak berdaya.”
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan komunitas internasional harus mengambil sikap untuk melindungi warga sipil Suriah.
Uni Eropa mengatakan bahwa bukti di Douma menunjukkan rezim Suriah bertanggung jawab atas serangan itu.
Saat ini, 100.000 orang hidup di bawah blokade di Douma yang luasnya tujuh kilometer persegi.
Pada 19 Maret, pasukan rezim meluncurkan serangan gas klorin di Ghautah Timur. Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) yang berbasis di Suriah melaporkan rezim telah melakukan 214 kali serangan kimia sejak awal perang sipil pada tahun 2011. (fath/arrahmah.com)