MALANG (Arrahmah.com) – Tercatat sudah dua korban jiwa dari peristiwa meletusnya gunung Kelud. Seorang kakek dan nenek di di wilayah Ngantang Kabupaten Malang, Jawa Timur dilaporkan meninggal dunia, setelah letusan Gunung Kelud, Jumat. Sementara 18 orang lainnya dilaporkan masih hilang. Hingga saat ini tim evakuasi masih mencari warga di sekitar gunung Kelud yang dilaporkan hilang.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulis mengatakan korban bernama Sail, 60, warga dusun Ngutut di Malang.
Sail meninggal dunia karena atap rumahnya ambruk, sedangkan Pontini karena tembok rumahnya roboh akibat menahan beban pasir di bagian atap yang konstruksinya lemah.
“Korban meninggal bukan akibat dampak langsung erupsi, tapi kecelakaan,” kata Sutopo, tulis bbc.Indonesia.
Sementara Kapolri Sutarman memberikan data yang berbeda. Dia menuturkan, dari laporan yang ia dapat, untuk saat ini jumlah korban meninggal ada 3. Hal itu disebabkan buka dari dampak dari erupsi gunung Kelud, melainkan tempat pengungsian yang ambruk.
“Saat ini laporan lapangan yang berdampak langsung (letusan gunung) tidak ada korban tetapi yang mengungsi pengungsian Pemalang. Terdapat korban meninggal dunia, ada 2 berumur 80 tahun dan 70 tahun. Tadi saya dapat informasi ada 1 lagi yang meninggal,” ucap Sutarman.
Hingga saat ini jumlah pengungsi akibat letusan gunung Kelud terus berjumlah 100.248 orang di 172 titik.
Menurut Sutopo, sebagian pengungsi sudah kembali ke rumah. Kondisi masyarakat di sekitar Gunung Kelud seperti di Blitar, Kediri dan Malang cukup kondusif.
Masyarakat telah melakukan aktivitas sehari-hari, kecuali di radius 10 km yang masih harus mengungsi.
Sementara status Kelud tetap Awas meski aktivitas menunjukkan penurunan.
Adapun data pengungsi yang bersumber dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah sebagai berikut:
-Kab. Kediri 66. 319 orang di 205 titik,
-Kab. Blitar 28.970 org di 63 titik,
-Kab. Tulungagung 1.349 di 11 titik.
-Kab Malang 3.610 org di 14 titik
(azm/arrahmah.com)