JENIN (Arrahmah.id) – Warga Palestina keenam telah meninggal akibat serangan militer “Israel” di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki “Israel”, yang terjadi pada Senin (19/6/2023), di mana lima warga Palestina, termasuk seorang anak di bawah umur, terbunuh dan lebih dari 90 orang lainnya terluka.
Amjad Aref al-Jaas (48), meninggal dunia pada Selasa pagi (20/6) setelah ditembak di bagian perut, kata kementerian kesehatan Palestina, lansir Al Jazeera.
Putra Amjad, Waseem (22), adalah salah satu dari 10 orang Palestina yang terbunuh dalam pembantaian di kamp pengungsi Jenin yang terjadi pada awal tahun ini pada 25 Januari.
Secara terpisah, pasukan “Israel” juga menembak mati seorang pria Palestina berusia 20 tahun, Zakariya al-Zaaloul, pada Senin malam, di desa Husan dekat Bethlehem di Tepi Barat yang diduduki “Israel”, sehingga jumlah korban tewas Palestina sejak Senin menjadi tujuh orang.
Prosesi pemakaman al-Zaaloul diadakan pada Selasa pagi, dimulai dari rumah sakit umum Beit Jala menuju pemakaman di Husan, tempat ia disemayamkan.
Serangan besar-besaran di kamp pengungsi
Pada Senin, tentara “Israel” menyerbu kamp pengungsi Jenin dan menembakkan peluru tajam, granat setrum, dan gas beracun, menurut kantor berita Wafa. Helikopter tempur digunakan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade setelah terjadi baku tembak selama berjam-jam antara pejuang Palestina dan tentara “Israel”.
Kementerian Kesehatan mengidentifikasi korban serangan Senin sebagai Ahmed Saqr (15), Ahmed Daraghmeh (19), Khaled Darwish (21), Qassam Sariya (19), dan Qassam Faisal Abu Sirriya (29).
Sedikitnya 22 warga Palestina yang terluka diyakini berada dalam kondisi kritis, termasuk seorang gadis berusia 15 tahun.
Pasukan pendudukan juga menargetkan kru medis di Jenin pada Senin. Menurut Nibal Farsakh, petugas media dan informasi di Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), sedikitnya empat ambulans dihantam tembakan “Israel”.
Mereka “secara langsung ditargetkan dengan peluru tajam, menyebabkan kerusakan material pada struktur dan kaca ambulans itu sendiri”, kata Farsakh.
Menurut Farsakh, tim medis pertama kali tidak diizinkan masuk dan akhirnya terlambat datang untuk merawat mereka yang terluka di lokasi kejadian. Beberapa di antaranya “dalam kondisi yang sangat parah” dan membutuhkan bantuan medis segera.
Militer “Israel” mengatakan tujuh tentaranya terluka dalam serangan tersebut, dan militer mengatakan melalui saluran radionya bahwa kondisi seorang tentara memburuk namun stabil. Dikatakan bahwa serangan itu mengakibatkan “baku tembak besar-besaran”.
Di kamp tersebut, tentara “Israel” menangkap mantan tahanan Palestina Assem Abu al-Haija, yang dibebaskan dari penjara “Israel” pada Januari dan merupakan putra dari Jamal Abu al-Haija, seorang pemimpin yang dipenjara dalam gerakan perlawanan bersenjata Hamas.
Sejak awal 2023, pasukan pendudukan telah menewaskan sedikitnya 170 warga Palestina, termasuk 26 anak, menurut kementerian kesehatan Palestina. Jumlah korban tewas tersebut termasuk 36 warga Palestina yang dibunuh oleh tentara “Israel” selama serangan empat hari di Jalur Gaza yang terkepung antara 9 dan 13 Mei. (haninmazaya/arrahmah.id)