SIKKIM (Arrahmah.id) – Jumlah korban tewas telah meningkat menjadi sedikitnya 14 orang setelah banjir di negara bagian Sikkim, India timur laut, yang terjadi setelah hujan lebat menyebabkan danau glasial Lhonak meluap.
Sedikitnya 26 orang juga terluka dan 102 orang lainnya, termasuk 23 personil militer, dilaporkan hilang, demikian ungkap para pejabat pada Kamis (5/10/2023).
Sikkim menerima curah hujan sebesar 40,9 milimeter antara Selasa dan Rabu pagi, menurut Departemen Meteorologi India (IMD) -hampir lima kali lipat dari curah hujan normalnya yang sebesar 8,6 mm untuk musim hujan seperti ini, lansir Al Jazeera.
Lonjakan air ini terjadi setelah curah hujan yang tinggi meluapkan air danau Lhonak yang berada di dataran tinggi, yang berada di dasar gletser di puncak-puncak yang mengelilingi gunung tertinggi ketiga di dunia, Kangchenjunga.
Dinding air mengalir deras ke hilir, menambah air sungai yang sudah membengkak akibat hujan monsun, merusak bendungan, menyapu rumah-rumah dan jembatan, serta menyebabkan “kerusakan serius”, kata pemerintah negara bagian Sikkim.
Jalan-jalan mengalami kerusakan yang sangat parah dan 14 jembatan hanyut di sepanjang tepi sungai Teesta.
Menurut juru bicara kementerian pertahanan, operasi pencarian untuk pasukan yang hilang sedang berlangsung.
Namun, pencarian ini terhambat oleh runtuhnya jalan raya utama yang menghubungkan Sikkim dengan negara bagian Benggala Barat dan Gangtok, ibu kota dari negara bagian timur laut ini.
GT Dhungel, seorang anggota Dewan Legislatif Sikkim, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa bensin dan solar telah menjadi langka di Gangtok, namun makanan mudah didapat.
Kerusakan tercatat lebih dari 120 km (75 mil) ke arah hilir dan sekitar 22.000 orang yang tinggal di sekitarnya kemungkinan besar akan terkena dampaknya, kata para pejabat.
Rekaman video dari kantor berita ANI menunjukkan air banjir meluap ke area-area yang telah dibangun di mana beberapa rumah runtuh, pangkalan militer dan fasilitas-fasilitas lainnya rusak dan kendaraan-kendaraan terendam.
Perdana Menteri Narendra Modi telah menjanjikan “semua dukungan yang mungkin” bagi mereka yang terkena dampak.
Danau Lhonak menyusut hampir dua pertiga ukurannya, sebuah area yang kira-kira setara dengan sekitar 150 lapangan sepak bola (105 hektar), foto-foto satelit yang dirilis oleh Organisasi Penelitian Antariksa India menunjukkan.
Gletser Himalaya mencair lebih cepat dari sebelumnya akibat perubahan iklim, sehingga membuat masyarakat terancam bencana yang tidak dapat diprediksi dan merugikan, demikian menurut kelompok penelitian International Centre for Integrated Mountain Development (ICIMOD).
“Kami mengamati bahwa kejadian ekstrem seperti itu meningkat frekuensinya karena iklim terus menghangat dan membawa kita ke wilayah yang tidak diketahui,” kata Miriam Jackson, seorang ilmuwan yang mengkhususkan diri dalam bidang es yang memantau wilayah Himalaya dengan ICIMOD yang berbasis di Nepal.
Suhu permukaan rata-rata bumi telah meningkat hampir 1,2 derajat Celcius sejak masa pra-industri, tetapi wilayah pegunungan tinggi di seluruh dunia telah menghangat dua kali lipat dari itu, kata para ilmuwan iklim, sehingga menimbulkan risiko yang lebih besar di pegunungan Himalaya yang lebih luas.
Daerah pegunungan lainnya di India, serta beberapa bagian dari negara tetangga Pakistan dan Nepal telah dilanda hujan lebat, banjir dan tanah longsor dalam beberapa bulan terakhir, menewaskan banyak orang. (haninmazaya/arrahmah.id)