ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Suasana duka tak menghalangi Muslim Pakistan pada hari Sabtu (11/9/2010) untuk ikut ambil bagian dalam merayakan hari kemenangan Idul Fitri, meski dengan perayaan seadanya.
Banjir besar yang menimpa Pakistan menyebabkan sekitar 10 juta orang kehilangan tempat tinggal, menurut data yang dihimpun PBB. Juru bicara PBB, Maurizio Giuliano, menggambarkan bencana ini sebagai “salah satu bencana kemanusiaan terburuk dalam sejarah PBB,” seperti dilaporkan oleh Dawn pada Sabtu (11/9)
Sekitar 21 juta orang telah terkena banjir, yang dimulai enam minggu lalu, dengan lebih dari delapan juta orang bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup.
Presiden Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani dalam pidatonya yang mengulas penderitaan dan duka korban banjir.
“Kita tidak bisa merayakan hari ini dengan meriah dan pesta ketika jutaan warga negara kita tidak memiliki tempat tinggal, baik itu di desa-desa, maupun di perkotaan akibat hancur oleh banjir,” ujar Zardari.
Sementara itu, dalam pesannya, Gilani mengatakan: “Tahun ini, Idul Fitri dirayakan pada saat-saat yang bersejarah, ketika sebagian besar negara kita berada di bawah kehancuran yang disebabkan oleh banjir.”
“Jutaan orang-orang sebangsanya tidak punya rumah dan menghadapi kesulitan berat,” lanjutnya.
Menurut rencana, Gilani akan merayakan Idul Fitri bersama korban banjir di sejumlah kamp pengungsian di tempat yang berbeda.
Bencana banjir ini menyapu sebagian besar wilayah Pakistan dan menewaskan 1.760 orang, tetapi para pejabat bencana mengatakan jumlah kematian kemungkinan besar akan mengalami peningkatan “secara signifikan”.
Selain itu, banjir terus mengancam provinsi Sindh, dengan 19 dari 23 kabupaten telah digenangi air bah dan 2,8 juta orang terpaksa mengungsi, menurut pemerintah provinsi.
Hujan lebat yang terus-menerus turun juga menghambat upaya penyelamatan di Sindh, sementara ribuan orang yang mencoba untuk meninggalkan kota tetap terdampar. (althaf/arrahmah.com)