QUITO (Arrahmah.com) – Korban tewas akibat gempa berkekuatan 7,8 skala richter di ekuador terus bertambah menjadi 77 orang, dan 500 orang terluka, sebagaimana yang disampaikan oleh Wakil Presiden Jorge Glas.
Gempa di Ekuador yang terjadi kali ini merupakan yang terbesar sejak 1979, yang terjadi pada Sabtu malam (16/4/2016) waktu setempat di dekat kota Muisne.
Kerusakan yang diakibatkan oleh gempat tersebut sangat luas, yang menghancurkan jembatan di selatan Guayaquil yang berjarak sekitar 300 km dari pusat gempa.
Presiden Rafael Correa, yang terbang kembali ke negaranya dari kunjungan ke Italia, telah mengumumkan status darurat.
“Ini merupakan ujian yang menyakitkan. Saya meminta warga untuk tetap tenang dan bersatu, tetap kuat. Kita akan dapat melewati semua ini,” ungkapnya.
Dia menambahkan, “Jalanan dan rumah sakit dapat dibangun kembali; Anda tidak dapat mengembalikan jiwa yang hilang. Itu yang paling menyakitkan.”
Glas mengatakan bahwa setidaknya 77 orang tewas dan 588 terluka, dan jumlah itu dapat bertambah di wilayah yang terkena dampak gempa yang belum terjangkau petugas penyelamat.
Walikota Pedernale, Gabriel Alcivar, yang dekat dengan pusat gempa mengatakan: “Kami berupaya untuk melakukan apa yang dapat kami lakukan, tetapi tak ada yang bisa kami lakukan.”
Dia mengungkapkan, puluhan bangunan rata dengan tanah dan penjarahan di berbagai tempat telah terjadi.
“Ini tidak hanya rumah yang runtuh, tetapi seluruh kota,” jelas Alcivar.
Carla Peralto, seorang penduduk di Boyaca, salah satu dari wilayah yang paling terkena dampak gempa, mengatakan kepada BBC, “Saya tidak pernah mengalami seperti itu dalam hidup saya. Itu sangat kuat. Saya merasa sangat, sangat takut. Saya berpikir ‘Tuhan, tolong hentikan ini karena mungkin saya tewas hari ini’.”
Kerusakan serius juga dilaporkan terjadi di kota Manta,dimana menara bandara merupakan salah satu bangunan yang hancur.
Penduduk Manta Ramon Solorzano mengatakan kepada Reuters: “Banyak orang berada di luar di jalanan dengan membawa ransel, menuju tempat yang lebih tinggi. Jalanan retar. Aliran listrik dan telepon terputus.”
Badan Geologi AS mengatakan pusat gempa cukup dangkal itu berada di kedalaman 19,2km, sekitar 27 km dari Muisne di tempat yang jarang penduduknya.
(ameera/arrahmah.com)