KABUL (Arrahmah.com) – Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Selasa (24/5/2011) kembali menyerukan kepada para mujahidin Taliban, untuk menyerah dan bergabung dalam proses perdamaian.
“Sekali lagi saya serukan kepada semua rekan senegara kami yang jauh dari negara mereka sendiri, yang telah mengangkat senjata dan yang melancarkan kegiatan aksi perlawanan terhadap rakyat mereka sendiri, ada peluang bahwa orang-orang Afghanistan memberi mereka kesempatan untuk kembali ke rumah mereka,” kata Karzai dalam jumpa pers bersama dengan Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, di istananya di Kabul, sebagaimana dikutip dari Xinhua-0ANA.
Dalam upaya untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir 10 tahun dan perjuangan Taliban, Presiden Karzai membentuk Majelis Tinggi untuk Perdamaian beranggotakan 70 orang pada September 2010 silam untuk mempercepat rekonsiliasi nasional yang didukung pemerintah dengan Taliban.
Tentu saja Mujahidin Taliban telah berulang kali menolak tawaran untuk pembicaraan tentang kehadiran pasukan asing di Afghanistan.
“Pesan saya untuk musuh-musuh Afghanistan adalah jelas, jika anda melanjutkan jalur kekerasan anda tidak akan menemukan kemenangan, hanya kekalahan,” kata Rasmussen dalam konferensi pers yang sama.
Rasmussen mengatakan peralihan tanggung jawab keamanan dari lebih dari 140.000 pasukan Amerika dan NATO kepada pasukan Afghanistan adalah “telah berada pada jalur yang benar” dan kekuatan lokal akan mengambil alih keamanan tujuh daerah pada bulan Juli mendatang. Proses serah terima tanggung jawab keamanan akan dimulai Juli mendatang dan berlangsung sampai 2014.
Pejabat Afghanistan dan NATO mengklaim bahwa lebih dari 1.700 mantan mujahidin telah bergabung dengan proses perdamaian dan reintegrasi sejak praktek dimulai tahun lalu. Namun pada kenyataannya, kekalahan demi kekalahan didapat oleh pasukan AS dan NATO tersebut.
Bahkan, berbagai pengamat politik mengatakan, AS tidak akan pernah mencapai kemenangan dalam perang Afganistan. Kesepakatan demi kesepakatan hanyalah trik dan cara-cara pasukan salibis untuk menghentikan perang ‘tanpa harus menanggung malu akibat kekalahan’ yang ditimpakan oleh para Mujahidin.
Perang Afganistan sendiri sudah membuat Amerika bangkrut dengan menanggung biaya perang lebih dari 6 Triliyun dolar Amerika, tetapi tak satu kemenangan pun yang mereka dapatkan selain kehinaan dan para pajurit yang depresi dan cacat. (rasularasy/arrahmah.com)