AMBON (Arrahmah.com) – Sungguh konyol ketika suatu kebenaran diungkapkan sebagai berita bohong. Seperti yang dilakukan oleh Ketua Komnas HAM yang menyatakan bahwa kerusuhan Ambon dipicu oleh berita bohong tentang kematian tukang ojek muslim Darmin Saiman, sangat disayangkan oleh warga Ambon.
Sebelumnya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengklaim kerusuhan Ambon 9/11 yang menewaskan 7 orang serta pembakaran masjid dan ratusan rumah Muslim di Ambon, dipicu oleh provokasi bernuansa SARA.
“Our preliminary findings show that the riot might have erupted due to provocation by certain parties,” kata Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim seperti dikutip The Jakarta Post, Selasa (20/9/2011). (Temuan awal kami menunjukkan bahwa kerusuhan pecah karena provokasi oleh pihak-pihak tertentu).
Provokasi yang dimaksud Ifdhal adalah kabar bohong tentang pembunuhan tukang ojek Muslim Darmin Saimin Gunung Nona, kampung Kristen. Kematian Darmin, jelas Ifdhal, bukan dibunuh, melainkan terluka parah akibat kecelakaan di jalan.
“The rumor was false, as we have interviewed the forensic doctor who conducted the autopsy on the ojek driver’s body. The doctor told us he confirmed that the man had been killed due to severe injuries he had suffered during a road accident, but there were no indications of torture,” kata Ifdhal kepada The Jakarta Post dalam berita bertajuk “SMS Hoax May Have Started The Fatal Fray.” (Rumor itu palsu, karena kami telah mewawancarai dokter forensik yang melakukan otopsi pada tubuh pengemudi ojek itu. Dokter forensik menegaskan bahwa pria itu telah tewas akibat luka parah ia menderita selama kecelakaan di jalan, dan tidak ada indikasi penyiksaan).
Pernyataan Ketua Komnas HAM tersebut jelas merupakan sebuah kebohongan. Ahmad Latuconsina, nama alias, warga Kampung Waringin yang mengenal betul sosok Darmin Saiman, membantah pernyataan tersebut dengan memaparkan fakta-fakta bahwa Darmin betul-betul tewas di bunuh di kampung Kristen basis RMS.
“Komentar Komnas HAM itu hanya untuk meredam gejolak masyarakat Muslim. Padahal faktanya tidak seperti itu. Kami warga di sini berani memastikan bahwa Saudara Darmin itu memang mati dibunuh. Di belakangnya (punggung, red) ada luka tusuk, ada foto-foto lengkap. Bajunya juga ada belas tusukan,” paparnya kepada voa-islam.com, Kamis (22/9/2011). “Terus sekujur badannya biru-biru lebam. Kalau memang dia kecelakaan murni, mana ada lebam-lebam seperti itu?” tambahnya.
Sekujur tubuh lebam dan bekas luka tusuk di punggung Darmin Saimin.
Latuconsina menilai pernyataan Komnas HAM tidak netral dan subjektif. Ia mengimbau agar Komnas HAM bijak dan mau mengungkapkan fakta-fakta yang sebenarnya, untuk menciptakan perdamaian di Ambon.
“Jangan seperti itulah Komnas HAM. Mereka harus berdiri di tengah. Kalau salah ya bilang aja salah. Masyarakat ini kan nggak pingin sesuatu yang busuk itu ditutup-tutupi terus. Dari tahun 1999 sampai 2011 ini mana ada kejadian sebenarnya yang diungkap? Makanya perdamaian yang terjadi ya hanya perdamaian yang semu saja, karena kejadian yang sebenarnya tidak pernah diungkap,” jelas tokoh pemuda Waringin yang turut mengungsi karena rumahnya di Kampung Waringin ludes dibakar dalam insiden 9/11 itu.
Dua kaos dalam Darmin yang berwarna putih berubah jadi merah karena mandi darah. Perhatikan, ada lubang bekas tusukan benda tajam di kedua kaos tersebut
Kaos putih Darmin yang berubah jadi merah bersimbah darah, dan adanya lubang bekas tusukan. Masihkah media mengklaim Darmin tewas kecelakaan?
Lebih lanjut Latuconsina menilai, dibalik klaim keliru soal penyebab kematian Darmin Saiman itu sebagai upaya lari dari tanggungjawab.
“Mereka lari dari tanggungjawab dengan menyatakan Darmin murni kecelakaan. Karena kalau Darmin dinyatakan dibunuh, maka aparat keamanan harus mencari pelaku pembunuhnya,” jelasnya. ” Mencari pembunuhnya di Gunung Nona atau Kuda Mati kan susah. Basisnya RMS itu,” pungkasnya.
Kontroversi penyebab kematian tukang ojek Muslim Darmin Saiman telah mencuat sejak awal pecahnya insiden Ambon 9/11. Sebagaimana diberitakan Arrahmah.com sebelumnya, umat Islam meragukan rilis pihak kepolisian yang mengklaim bahwa tukang ojek tersebut meninggal karena kecelakaan. (voa/arrahmah.com)