ALEPPO (Arrahmah.com) – Konvoi ke-22 yang membawa warga sipil dan pejuang oposisi dari kota Douma di pinggiran Damaskus di Ghautah Timur tiba di distrik Al-Bab Aleppo pada Ahad (15/4/2018) sebagaimana dilansir kantor berita Anadolu.
Konvoi delapan bus yang membawa 145 orang, termasuk 55 anak-anak dan 42 wanita, yang akan dibawa ke distrik Azaz dari Al-Bab di mana mereka akan disediakan akomodasi di kamp sementara.
Dengan datangnya konvoi terbaru ini, maka jumlah orang yang telah meninggalkan Ghautah Timur sejak proses evakuasi dimulai pada 22 Maret telah melampaui 60.000.
Evakuasi dari Douma akan tetap dilanjutkan, menurut koresponden dari kantor berita Anadolu yang berbasis di daerah tersebut.
Operasi Perisai Eufrat, yang diluncurkan oleh Turki pada akhir 2016, berhasil membebaskan Al-Bab dari ISIS.
Operasi, yang berakhir pada bulan Maret tahun lalu, sebagian besar berhasil membersihkan wilayah perbatasan Turki-Suriah.
Evakuasi dilakukan sebagai bagian dari perjanjian yang diperantarai Rusia antara rezim Asad dan kelompok pejuang oposisi Suriah.
Pada 24 Februari, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mengadopsi Resolusi 2401, yang menyerukan gencatan senjata di Suriah – terutama di Ghautah Timur – untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Meskipun resolusi telah ditetapkan, namun rezim Asad dan sekutu-sekutunya di awal Maret tetap meluncurkan serangan darat – yang didukung oleh Rusia – yang bertujuan merebut kembali kawasan yang dikuasai oleh pejuang oposisi.
Menurut sumber pertahanan sipil setempat, setidaknya sejak 19 Februari, lebih dari 1.400 orang telah tewas akibat serangan yang dilancarkan oleh rezim dan sekutu-sekutunya di Ghautah Timur.
Tempat tinggal bagi 400.000 penduduk, Ghautah Timur telah berada dalam pengepungan rezim Asad selama lima tahun terakhir, di mana pengepungan tersebut membuat pengiriman pasokan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan tersendat.
Konflik di Suriah meletus pada tahun 2011, ketika rezim Asad membalas para demonstran dengan serangan-serangan yang mematikan.
Menurut pejabat PBB, ratusan ribu orang tewas dan jutaan orang mengungsi akibat konflik tersebut. (Rafa/arrahmah.com)