IDLIB (Arrahmah.com) – Konvoi ke-15 yang membawa warga sipil dan pejuang oposisi dari distrik Ghautah Timur, Suriah, sebuah daerah pinggiran Damaskus yang terkepung, tiba di distrik Al-Bab, Aleppo pada Rabu (4/4/2018).
Menurut koresponden Anadolu Agency yang berbasis di daerah itu, evakuasi tetap berlangsung dari kota Douma di Ghautah Timur.
Operasi Perisai Eufrat Turki, diluncurkan pada akhir 2016, membebaskan Al-Bab dari kelompok teroris.
Operasi itu, yang berakhir pada Maret tahun lalu, sebagian besar berhasil membersihkan daerah perbatasan Turki-Suriah dari kehadiran teroris.
Konvoi Rabu terdiri dari 22 bus yang membawa orang-orang yang terluka, pasien medis, dan wanita serta anak-anak.
Setidaknya 50.000 orang telah dievakuasi dari Ghautah Timur sejak proses evakuasi dimulai pada 22 Maret.
Sebuah konvoi ke-14 yang membawa lebih dari 1.000 penumpang tiba di provinsi Aleppo dan Idlib pada Selasa.
Evakuasi merupakan bagian dari perjanjian yang diperantarai Rusia antara rezim Asad dan kelompok oposisi bersenjata.
Pada 24 Februari, Dewan PBB dengan suara bulat mengadopsi Resolusi 2401, yang menyerukan gencatan senjata di Suriah – terutama di Ghautah Timur – untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Namun rezim dan sekutu-sekutunya di awal Maret meluncurkan serangan darat utama – yang didukung oleh Rusia – yang bertujuan untuk merebut bagian yang dipegang oleh oposisi di distrik tersebut.
Sejak 19 Februari, lebih dari 1.400 orang meninggal dunia dalam serangan oleh rezim dan sekutu-sekutunya di Ghautah Timur, menurut sumber-sumber pertahanan sipil setempat.
Rumah bagi 400.000 penduduk, Ghautah Timur tetap dalam pengepungan rezim yang melumpuhkan selama lima tahun terakhir, yang telah mencegah pengiriman pasokan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.
Suriah telah terkunci dalam konflik dahsyat sejak awal 2011 ketika rezim itu menindak keras para demonstran dengan keganasan yang tidak terduga.
Menurut pejabat PBB, ratusan ribu orang telah tewas dalam konflik hingga saat ini. (fath/arrahmah.com)