BAGHDAD (Arrahmah.com) – Seorang pemimpin tinggi milisi Irak memperingatkan tanggapan kuat terhadap pasukan AS di Irak menyusul serangan udara di Irak dan Suriah semalam yang menghantam beberapa pangkalan kelompok yang didukung Iran dan menewaskan sedikitnya 25 orang.
Militer AS melakukan serangan udara pada Minggu (29/12/2019) terhadap kelompok milisi Kataib Hizbullah yang didukung Iran dalam menanggapi pembunuhan seorang kontraktor sipil AS dalam serangan roket di sebuah pangkalan militer Irak, kata para pejabat.
Sumber-sumber keamanan dan milisi Irak mengatakan sedikitnya 25 pejuang milisi terbunuh dan sedikitnya 55 lainnya cedera setelah tiga serangan udara AS di Irak.
“Darah para martir tidak akan sia-sia dan tanggapan kami akan sangat keras pada pasukan Amerika di Irak,” komandan senior Jamal Jaafar Ibrahimi, yang dikenal oleh nomer guerre Abu Mahdi al-Mohandes, mengatakan pada hari Minggu malam. Iran mengatakan sangat mengutuk serangan itu sebagai “terorisme”.
Mohandes adalah komandan senior Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) Irak, sebuah kelompok payung dari kelompok paramiliter yang sebagian besar terdiri dari milisi Syiah yang didukung Iran yang secara resmi diintegrasikan ke dalam angkatan bersenjata Irak.
Ia juga salah satu sekutu Iran paling kuat di Irak dan sebelumnya mengepalai Kataib Hizbullah, yang ia dirikan.
Sumber-sumber keamanan Irak mengatakan pada Senin (30/12) bahwa pasukan AS di provinsi utara Nineveh di Irak meningkatkan keamanan semalam, dengan jet koalisi yang dipimpin AS mengitari pangkalan pangkalan militernya di Mosul dan Qayarah.
Ketegangan meningkat antara Teheran dan Washington – dua sekutu utama Irak – sejak tahun lalu ketika Presiden Donald Trump menarik Washington keluar dari perjanjian nuklir Teheran tahun 2015 dengan enam kekuatan dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan ekonomi Iran.
Awal bulan ini, Menlu AS Mike Pompeo menyalahkan pasukan yang didukung Iran atas serangkaian serangan di pangkalan-pangkalan di Irak dan mengatakan serangan apa pun oleh Teheran atau proksi yang merugikan warga Amerika atau sekutu akan “dijawab dengan respon AS yang tegas”.
“Kami sangat menyangkal peran apa pun dalam serangan terhadap pasukan Amerika. Klaim ini tanpa bukti apa pun tidak dapat membenarkan pemboman dan pembunuhan orang yang melanggar hukum internasional,” kata juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei, yang dikutip oleh kantor berita semi resmi, Fars.
Kementerian luar negeri Iran menyerukan Amerika Serikat untuk menghormati kedaulatan Irak dan integritas wilayah. (Althaf/arrahmah.com)