DENPASAR (Arrahmah.com) – Alhamdulillah, penyelenggaraan Grand Final Mister dan Miss Gaya Dewata 2018 di Bali telah dibatalkan. Kepala Bidang Hubungan Masarakat Kepolisian Daerah (Polda) Bali, Kombes Pol Hengky Widjaja, mengatakan, pihaknya memastikan kontes kecantikan yang berbau lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) tersebut tidak akan digelar.
“Direktur Intelkam Polda Bali sudah mengonfirmasi bahwa kegiatan tersebut dibatalkan karena ada penolakan dari masyarakat Bali,” kata Hengky seperti dilansir Republika.co.id, Rabu (10/10).
Sebelumnya, MUI Provinsi Bali menyatakan sikap penolakan terhadap segala bentuk kegiatan yang mengatasnamakan LGBT di Indonesia dan Bali khususnya. Ketua Umum MUI Bali, Muhammad Taufik Asadi, mengatakan, pihaknya mendapat informasi rencana kegiatan Grand Final Pemilihan Mister dan Miss Gaya Dewata 2018 yang akan diselenggarakan Yayasan Gaya Dewata pada 10 Oktober 2018.
“Ini jelas sangat memprihatinkan, sebab tindakan tersebut jelas bertentangan dengan nilai-nilai moral dan agama di Indonesia,” kata Taufik secara tertulis.
Yayasan Gaya Dewata sebagai penyelenggara kontes tersebut mengonfirmasi pembatalan acara. “Dibatalkan,” ujar Direktur Yayasan Gaya Dewata, Christian Supriyadinata melalui pesan singkat, Rabu (10/10).
Namun, pihak panitia terus berusaha melaksanakan acara tersebut dan menyatakan hanya menunda acara untuk sementara waktu.
“Kami sedang berusaha dan membutuhkan waktu untuk mengatasi hal tersebut, maka kami pun terpaksa menunda acara untuk sementara,” ujar keterangan Yayasan Gaya Dewata dalam situsnya.
Gaya Dewata tetap berkomitmen untuk menggelar kontes, meskipun lokasinya masih dalam upaya pencarian.
Kabid Humas Polda Bali AKBP Henky Widjaja, memastikan sudah membatalkan kontes Mister dan Miss Gaya Dewata. Bila kemudian pihak panitia memilih untuk tetap melanjutkan acara grand final Gaya Dewata 2018 tersebut, Henky menegaskan sekali lagi acara dilarang di seluruh wilayah Bali.
“Karena kewenangan hukum Polda Bali hanya kegiatan di Bali, sehingga seluruh wilayah Bali tidak diizinkan untuk giat tersebut,” tegas Henky. (haninmazaya/arrahmah.com)