Oleh: Ustadz Irfan S. Awwas
(Arrahmah.id) – Konspirasi garda revolusi Iran (IRGC), Mossad, dan CIA, untuk membunuh Ismail Haniyeh, kini menuju titik terang. Penguasa negeri para mullah itu, mulai menangkap sejumlah perwira intelijen IRGC yang dipercayai sebagai proxy war zionis Israel.
Syiah, memang memiliki sejarah permusuhan yang panjang dengan Islam, dan tak bisa dipercaya. Tapi mereka lihai menanam jasa pada gerakan Islam Hamas, sehingga melenakan bahkan mengurangi kewaspadaan dan menganggapnya sebagai sekutu ataupun teman karib.
Di laman kompas.tv melaporkan, bahwa kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, mulai terkuak, satu persatu.
Ternyata, terkait konspirasi Mossad dalam pembunuhan tersebut. Mossad menyewa sejumlah agen syiah Iran untuk menanam peledak di tiga ruangan terpisah di mana Haniyeh menginap.
Rencana awalnya adalah menghabisi Haniyeh ketika ia menghadiri pemakaman presiden Iran Ebrahim Raisi, Kamis 23 Mei 2024.
Namun, menurut pejabat Iran yang tidak disebut jati dirinya, operasi itu urung dilakukan karena banyaknya kerumunan orang yang hadir, dan kemungkinan kegagalan operasi itu sangat tinggi.
Oleh sebab itu, pada rencana berikutnya, agen itu pun meletakkan alat peledak di tiga ruangan di penginapan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) di utara Teheran. Tempat Haniyeh menginap, setelah menghadiri pelantikan presiden Iran yang baru.
Menurut pejabat Iran yang memiliki rekaman CCTV, para agen tersebut dikabarkan bergerak diam-diam saat masuk dan keluar ruangan dalam beberapa menit. Para agen tersebut kemudian melarikan diri ke luar negeri, tetapi memiliki jaringan yang masih berada di Iran.
Pada 31 Juli 2024, pukul 2 pagi, mereka pun meledakkan ruangan Haniyeh dari jarak jauh. Haniyeh beserta pengawalnya gugur akibat ledakan tersebut.
“Kini diyakini bahwa Mossad bersekongkol dengan agen di unit perlindungan Anshar al-Mahdi,” tutur seorang pejabat dari IRGC.
Anshar Al-Mahdi merupakan unit perlindungan untuk pejabat tinggi IRGC.
“Berdasarkan investigasi lebih lanjut, mereka menemukan tambahan alat peledak di kedua ruangan,” tuturnya.
Sumber kedua dari pasukan elite militer IRGC menegaskan pembunuhan politik tersebut merupakan penghinaan bagi Iran dan pelanggaran keamanan yang besar.
“Masih menjadi pertanyaan bagi semua orang bagaimana hal itu terjadi, saya tak dapat memahaminya,” katanya.
“Pasti ada sesuatu yang lebih tinggi dalam hierarki yang tak dapat diketahui siapa pun,” kata pejabat itu lagi.
Kematian Haniyeh pun membuat Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei marah besar. Seperti biasa, dia pun bersumpah akan memberikan “hukuman keras” bagi zionis Israel.
“Dengan tindakan ini, rezim Zionis kriminal dan teroris menyiapkan dasar untuk hukuman keras bagi dirinya sendiri, dan kami menganggapnya sebagai tugas kami untuk membalas dendam atas darahnya karena ia telah menjadi martir di wilayah Republik Islam Iran,” kata Khamanei yang disiarkan kantor berita resmi Iran, IRNA, dilansir AFP, Rabu 31 Juli 2024.
Dinyatakan, pembunuhan ini telah direstui Amerika Serikat. Hal ini membuktikan kebiadaban dan prilaku keji AS dan zionis Israel. Namun yang lebih menyakitkan, adanya kalangan beragama Islam yang merasa nyaman bersama Yahudi, nyaman bersama Amerika, dan nyaman juga bersama Syiah.
Akan tetapi mereka tidak nyaman dengan saudaranya sendiri. Pejuang dan warga Gaza ternyata tidak selamat dari omongan sinis, dari praduga dan fitnah keji mereka ini.
Kesalahan umat Islam yang paling menyakitkan, menurut Pimpinan Masyumi Mohammad Natsir, adalah berprasangka baik kepada musuh- musuhnya. Menganggap musuh sebagai orang yang jujur dan kesatria seperti dirinya.
Walaupun demikian, kita mafhum bila terdapat kesan dan pandangan berbeda. Seperti dikatakan putri asy Syahid Ismail Haniyeh, Lathifah Haniyeh. Ia mengomentari pihak yang menyalahkan Iran atas terbunuhnya sang ayah.
“Kepada orang-orang yang menuduh Iran adalah penyebabnya. Kalian tidak pantas bicara demikian tentang Iran.
Kalian selama ini tidak menyambut ayahku. Kalian, wahai penguasa negeri-negeri Arab, kalian ini lebih dekat kepada kami daripada Iran. Tapi Iran masih jadi tumpuan kami, lebih baik daripada kalian. Jadi kalian tidak pantas bicara tentang Iran yang lebih mulia dari kalian, itulah ibukota Islam.
Kebanyakan pimpinan perlawanan Palestina ada di Teheran, Qatar, dan Aljazair. Tapi kebanyakan pimpinan zionis Israel ada di negara-negara Arab, yang tak perlu aku sebutkan nama-namanya.
Seandainya negara-negara Arab melakukan seperempat saja dari yang sudah dilakukan Iran, Poros perlawanan dan Qatar, pasti genosida di Palestina sudah berhenti.”
“Mohon tidak lupa do’a rahmat dan ampunan untuk ayahku!” ujar Lathifah masih dalam suasana berkabung.
Sekeji apapun konspirasi yang dibangun zionis, tidak akan merubah apapun, selain bertambahnya kejahatan di atas kejahatan yang sudah dan sedang berlangsung. Rakyat Palestina sudah bertekad bulat membela negara, agama, dan Al Aqsha. Dan tak sudi menyerah pada penjajah.
Seorang aktivis perlawanan, Abdul Salam al-Bik (47), yang mengungsi dari lingkungan Zaitun di Kota Gaza mengatakan, ia memang terkejut setelah mendengar berita kematian Ismail Haniyeh dan merasa putus asa.
“Ismail Haniyeh adalah seorang warga Palestina sebelum ia menjadi pemimpin,” ungkapnya.
Ia mengatakan, ia tidak yakin pembunuhan itu akan menyebabkan perubahan apa pun di lapangan atau memajukan upaya untuk mengamankan gencatan senjata.
“Membunuh wanita, anak-anak, dan orang tua juga tidak akan mengubah apa pun. Bahkan jika seluruh penduduk Palestina dimusnahkan, tidak ada yang akan pindah,” katanya.
“Sebagai warga Palestina, saya merasa seakan dunia sudah muak dengan kami. Rezim Arab dan asing sudah muak dengan berita tentang kami.”
“Kami telah kehilangan pemimpin nasional dan elite masyarakat, dan kami terus kehilangan mereka. Perang ini bukan melawan Hamas. Perang ini melawan semua yang ada di Palestina, bahkan air dan udara yang kita hirup. Keputusasaan adalah sentimen yang berlaku,” tambahnya.
Maka dalam kaitan ini, nasehat seorang Ulama Mesir, Syeikh Dr. Muhammad Hassan penting diperhatikan.
“Jngan tangisi Gaza dan rakyatnya. Namun tangisilah diri kalian sendiri. Sebab rakyat Gaza ada di antara dua kebaikan: kemenangan dengan izin Allah, dan syahid fi sabilillah.
Sudah saatnya dunia bergerak, baik pemerintah, militer, lembaga kemanusiaan, media, para ilmuan dan pemikir. Berhentilah mengucapkan narasi belasungkawa, ganti dengan narasi simpati dan motivasi. Rakyat dan umat sudah bosan mendengar semua itu. Justru yang wajib saat ini adalah intervensi dengan kekuatan untuk membuka perbatasan, dan menghentikan pembantaian terhadap rakyat Palestina yang dizalimi. Yang membela diri atas kehormatan, tanah air, tanah suci, bahkan lebih dari itu, dami membela harga diri umat Islam seluruh dunia.
Mereka harus segera ditolong sesuai dengan penderitaan yang mereka hadapi, karena hingga kini bantuan yang sampai pada mereka, ibarat setitik air di tengah lautan kebutuhan mendesak mereka.
Wallahi, demi dzat yang tiada Ilah selain-Nya, Allah akan menghinakan mereka yang menelantarkan rakyat Gaza. Allah akan menhinakan mereka yang mengkhianati rakyat Gaza. Dan sesungguhnya hari esok bagi yang menantikannya terasa dekat.”
Kita mohon ampun kepada Allah atas segala ketidak berdayaan ini.
وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ اِلَّآ اَنْ قَالُوْا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَاِسْرَافَنَا فِيْٓ اَمْرِنَا وَثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
Ucapan mereka ketika menghadapi musuh hanyalah do’a: “Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan kesalahan-kesalahan kami. Teguhkanlah langkah-langkah kami untuk menegakkan agama kami. Tolonglah kami menghadapi kaum kafir.” (QS Ali ‘Imran (3) : 147)
فَاٰتٰىهُمُ اللّٰهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْاٰخِرَةِ ۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
Allah pasti akan memberikan balasan di dunia kepada para mujahid, dan kelak di akhirat Allah berikan pahala yang jauh lebih baik. Allah mencintai orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya. (QS Ali ‘Imran (3) : 148).
Amin ya Rabbal Alamin
Yogyakarta, 5 Agustus 2024
(ameera/arrahmah.id)