URUMQI (Arrahmah.com) – Setelah cendekiawan Muslim Uighur Dr.Ilham Tohti yang ditahan pemerintah Cina, muncul untuk pertama kalinya di Pengadalian Cina setelah penahanannya 8 bulan lalu, dengan tuduhan terlibat separatisme pada Senin (8/9/2014). Kini Dr. Tohti kembali diperkarakan pihak penjara Cina dengan tuduhan melakukan perkelahian melawan sesama tahanan, sebagaimana dilaporkan RFA pada Selasa (9/9).
Profesor di Universitas Peking sekaligus aktivis hak azasi ini, telah ditahan pada 15 januari lalu, sejak saat itu ia tidak pernah muncul lagi di hadapan publik.
Ia kemudian muncul di pengadilan pada Senin (8/9) untuk mendengarkan pembacaan dakwaan pertamanya di Urumqi, ibukota wilayah otonomi Turkistan Timur (Xinjiang), demikian portal berita Turki, Dunya Bulteni melaporkan.
Dr.Tohti berada di ruang pengadilan, dalam kondisi tetap diborgol tangannya selama 3 jam 15 menit untuk mendengarkan dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum.
Saat mendengarkan dakwaan, Dr. Tohti menolak semua tuduhan terhadap dirinya. Ia menilai semua tuduhan bermuatan politik dan idologis.
Seperti diketahui, Ilham Tohti ditahan oleh pemerintah Cina dengan tuduhan terlibat dalam kegiatan separatisme, sebuah tuduhan yang sangat sensitif di Cina. Namun, kurang dari 24 jam (9/9), Iolham mengklaim bahwa tiba-tiba beberapa narapidana di penjara di wilayah Xinjiang -barat laut- Cina berkomplot melawannya dan mempermalukannya, memaksanya melakukan konfrontasi yang menyebabkan dia dibelenggu lagi, ujar pengacaranya, Kamis (11/9).
Spekulan mengatakan bahwa “pemerintah Cina telah membayar para penjahat kelas teri yang setahanan dengan Tohti untuk memberatkan hukuman Tohti.”
Modusnya Tohti “dikerjai” penjahat bayaran dengan cara “dipermalukan”, namun sebelum aksi mempermalukan dilakukan, Tohti melawan. Dengan demikian, upaya perusakan nama baik Tohti di tahanan tidak terjadi.
Namun, ada saja kesalahan dituduhkan kepada Tohti, ia kini dituduh terlibat perkelahian antar-tahanan. Hal ini digunakan untuk memberatkan Tohti untuk menggunakan prasyarat “berkelakuan baik” untuk meringankan atau menyegerakan masa tunggu persidangannya.”
Kondisi Tohti dan kasusnya sebelum sidang pra-peradilan
Pengacara Liu Xiaoyuan mengatakan ia mempelajari kasus bentrokan antara Tohti dan para tahanan lain ketika ia bertemu sarjana di pusat penahanan di ibukota Xinjiang Urumqi pada Kamis (11/9) menjelang sidang praperadilan akhir pekan ini.
“Di pagi hari, saya melihat ia mengenakan borgol dan belenggu kaki,” ujar Liu kepada RFA Layanan Mandarin, setelah pertemuan panjang dengan Tohti, advokat lama hak Uighur dan pengkritik keras kebijakan Cina di wilayah Xinjiang.
“Saya berbicara dengannya di kantor kejaksaan tentang hal itu, dan mereka mengatakan bahwa telah terjadi konfrontasi [antara Tohti] dengan narapidana lain pada 9 Agustus.”
“Tohti mengatakan kepada saya bahwa beberapa orang telah berkomplot melawannya dan hendak mempermalukannya,” kata Liu. “Ada bentrokan antara dia dan [beberapa orang lain], dan pusat penahanan menuduhnya masuk ke perkelahian, dan ia menjadi sasaran prosedur disipliner internal.”
Tidak jelas apa yang memicu pertarungan bulan lalu antara Tohti, yang menghadapi tuduhan separatisme. Sementara, sangat mengherankan bagi Liu, untuk apa cendekiawan sekelas Tohti berlelah-lelah menghadapi tujuh teman satu sel yang lain, yang notabene hanya penjahat biasa.
Jaksa penuntut di pusat penahanan mengatakan kepada Liu bahwa narapidana-narapidana tersebut telah diberi sanksi. Sebaliknya, Tohti mengatakan kepada Liu bahwa mereka tidak dihukum sama sekali. Sungguh konspirasi “kelas teri” sedang mebayang-bayangi Tohti. Wallahu a’lam bishowab. (adibahasan/ arrahmah.com)