(Arrahmah.com) – Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi yang selalu tersenyum lagi ahli berperang.
Konspirasi jahat mengaborsi gerakan jihad dan gerakan rakyat di Semenanjung Arab
Telah sampai kepada kita berita bahwa Mentri Dalam Negeri Arab Saudi, Muhammad bin Nayef, pada saat ini sedang berusaha mengulang apa yang dahulu telah dilakukan oleh kakeknya, Abdul Aziz bin Saud, ketika memperalat keberadaan kelompok Ikhwanu Man Tha’a Allah (saudara-saudara bagi orang yang taat kepada Allah, selanjutnya disebut kelompok Ikhwan) guna menyingkirkan kekuatan-kekuatan yang bersaing dengannya dalam kancah perebutan kekuasaan di Semenanjung Arab. Hal itu berakhir dengan pengkhianatan kepada kelompok Ikhwan dalam peristiwa pembantaian Sablah tahun 1929 M, setelah Abdul Aziz bin Saud berhasil mengeluarkan sejumlah fatwa dari ulama Nejed yang memvonis kelompok Ikhwan sebagai Khawarij!
Mentri Dalam Negeri Arab Saudi, Muhammad bin Nayef, dan beberapa pihak dalam keluarga dinasti Saudi saat ini berada dalam persaingan yang menyerupai permainan rebutan kursi. Masing-masing pihak membuat rencana, mengelilingi dan saling menyikut agar bisa menyingkirkan pihak lain dan menduduki kursi sebelum diduduki oleh pesaingnya. Masing-masing pihak memiliki sarana-sarana sendiri untuk menyukseskan rencananya tersebut.
Karena Mentri Dalam Negeri Arab Saudi, Muhammad bin Nayef, memegang Dinas Intelijen, maka rencana-rencananya pun berputar sekitar operasi intelijen. Di antaranya adalah rencana yang saat ini ia rancang dengan memperalat berita gugurnya wakil umum Amir Al-Qaeda Semenanjung Arab (AQAP), Sa’id Asy-Syihri yang merupakan warga Saudi, untuk menciptakan kondisi intelijen yang membantunya bagi mengatur kondisi yang akan melayaninya pada masa yang akan datang.
Berita gugurnya sang komandan Sa’id Asy-Syihri menjadi awal bagi program intelijen yang memotivasi dan mendorong sebagian pimpinan jihad yang datang dari negeri dua tanah suci, secara tidak langsung, untuk mengumumkan tanzhim (organisasi) jihad indipenden secara khusus di negeri dua tanah suci dengan alasan telah berakhirnya aliansi antara mujahidin negeri dua tanah suci dan mujahidin Yaman dengan gugurnya komandan Sa’id Asy-Syihri saat ini dan tertangkapnya komandan Al-Aufi sebelum ini, di mana kedua komandan itu merepresentasikan mujahidin yang berasal dari negeri dua tanah suci dalam tanzhim Al-Qaeda Semenanjung Arab di Yaman.
Hanya saja rencana tersebut tidak saja melayani harapan Mentri Dalam Negeri Arab Saudi, Muhammad bin Nayef, melainkan juga merealisasikan tujuan-tujuan bersama antara kedua belah pihak, pemerintah Amerika dan pemerintah Arab Saudi, dalam usaha mereka untuk mencerai-beraikan tanzhim Al-Qaeda Semenanjung Arab di Yaman dengan cara mengucilkan AQAP dari dunia luar dan “mengurungnya” sebagai tanzhim Yaman semata.
Ini merupakan langkah penting untk melemahkan AQAP di Yaman, sekaligus langkah penting untuk mengembalikan situasi intelijen di Arab Saudi sehingga rezim Arab Saudi meredam gerakan rakyat yang kini semakin meningkat dan aktif merespon kebobrokan-kebobrokan rezim dan penangkapan-penangkapan (terhadap para ulama dan aktivis); di mana saat ini telah mencapai taraf yang sangat mengkhawatirkan rezim setelah sekelompok ulama bergabung dengan gerakan demonstrasi rakyat dan gerakan tersebut berhasil “menggedor” pintu-pintu istana rezim!
Taktik ini juga diikuti oleh Nouri Al-Maliki di Irak setelah ia membentuk Hizbullah Irak guna menghantam gerakan rakyat sunni yang menuntut pelengseran Al-Maliki, agar sebagian rakyat disibukkan dnegan sebagian lainnya, sementara Al-Maliki sendiri bisa selamat!
Hal yang mengherankan adalah Mentri Dalam Negeri Arab Saudi, Muhammad bin Nayef, yang beberapa tahun lalu sukses memberangus gerakan jihad di negeri dua tanah suci, kini mencoba mengulang kesuksesan serupa!
Gelombang pukulan intelijen negara yang menyapu Arab Saudi pada waktu tersebut dan menyebabkan ribuan orang dijebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan atau tanpa tuduhan, adalah laksana benih yang semakin tumbuh niscaya keruntuhan rezim Arab Saudi sudah semakin dekat!
Sejarah menjadi saksi bahwa satu-satunya kasus yang bisa menggerakkan “air yang tenang” di negeri dua tanah suci adalah kasus ribuan ulama dan aktivis Islam yang dijebloskan ke dalam penjara. Kasus inilah yang menarik perhatian luas rakyat Arab Saudi dan untuk pertama kalinya mampu membentuk opini umum oposisi sejak Kerajaan Arab Saudi didirikan!
Pertimbangan inilah yang mendorong jajaran pimpinan Al-Qaeda di Yaman untuk mengikuti siasat yang menguatkan keruntuhan bebas tersebut. Oleh sebab itu jajaran pimpinan Al-Qaeda enggan melakukan operasi militer apapun di dalam negeri dua tanah suci agar terbuka lebar-lebar ruang bagi gerakan rakyat dan memotong jalan bagi pihak yang ingin membuat rakyat tidak ambil bagian dan berperan serta aktif dalam gerakan demonstrasi rakyat yang semakin meningkat tersebut!
Pesan-pesan motivasi dan dukungan terhadap demonstrasi rakyat kemudian dikeluarkan berturut-turut oleh sang komandan, Sa’id asy-Syihri, kepada keluarganya dan putra-putra marganya di negeri dua tanah suci untuk melanjutkan gerakan rakyat guna menghentikan penderitaan para tawanan dalam penjara-penjara rezim Arab Saudi. Di antaranya adalah pesan video Sa’id asy-Syihri yang berjudul “Bersama-guna guna melengserkan rezim!”
Guna menambah tekanan kepada rezim, Al-Qaeda menculik wakil Konsulat Jendral Arab Saudi di Aden. Operasi penculikan itu bertujuan memperkuat gerakan rakyat, di mana Al-Qaeda menolak tawaran jutaan dolar bagi pembebasan wakil Konsulat Jendral Arab Saudi, dan jajaran pimpinan Al-Qaeda bersikukuh menuntut pembebasan para wanita yang dijebloskan ke penjara-penjara Dinas Intelijen Arab Saudi sebagai syarat pembebasan sang wakil Konsulat Jendral.
Taktik bijaksana yang ditempuh jajaran pimpinan Al-Qaeda ini membuat Departemen Dalam Negeri Arab Saudi tidak mampu mencitrakan secara buruk gerakan rakyat, sehingga memaksa Departemen Dalam Negeri membuat-buat kasus palsu agar tercipta suasana chaos yang memungkinkan operasi intelijen. Namun Allah membongkar makar jahat tersebut.
Tanzhim Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP)
Pada tahun 2011 M, pemerintah Amerika menempatkan Al-Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) sebagai cabang Al-Qaeda yang paling berbahaya. Bukan karena AQAP adalah satu-satunya cabang Al-Qaeda yang sukses mencapai Amerika lewat serangan Detroit dan bom-bom mobil, atau karena AQAP berhasil menguasai propinsi Abyan hanya dalam hitungan hari setelah operasi tersebut, atau karena AQAP mampu mempertahankan eksistensinya setelah pasukan Amerika dan pasukan bayaran milisi Shahwat melakukan serangan besar-besaran terhadap AQAP di kota-kota dalam propinsi Abyan dan Shabwah.
Namun lebih karena AQAP mengikuti taktik yang seimbang dan fleksibel yang membuatnya senantiasa berada dalam kondisi sehat dalam situasi pertarungan apapun. Oleh karenanya, AQAP merupakan pihak yang paling layak menyandang perkataan Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu:
(لاَ يَصْلُحُ لِلْحَرْبِ إِلاَّ الرَّجُلُ اْلمَكِيثُ)
“Perang tidak layak disandang kecuali oleh seorang yang cermat lagi hati-hati.”
Hal ini membuat Amerika menyikapi AQAP sebagai ancaman terus-menerus. Untuk itulah Amerika mendirikan dua pangkalan pesawat tanpa pesawat (drone) di Jibouti dan Arab Saudi. Amerika juga mendirikan pangkalan udara terbesar mereka di Semenanjung Arab, yaitu Pangkalan Udara Anad di Yaman Selatan.
Tindakan-tindakan militer Amerika ini bertolak belakang dengan taktik terang-terangan Amerika yang menahan diri dari memasuki konflik militer apapun pasca invasi militer di Irak dan Afghanistan, khususnya setelah Amerika mengalami krisis moneter.
Hanya saja, sulitnya memberangus Al-Qaeda di Yaman dan taktik jajaran pimpinan AQAP yang fleksibel dalam menghadapi situasi dan kesulitan apapun yang menghambat pergerakannya seperti dalam kasus menguasai propinsi Abyan dan kemudian mundur dari propinsi tersebut…telah memaksa Amerika untuk lebih banyak lagi menguras potensi mereka sendiri. Hal ini membuat sebagian analis militer menyatakan AQAP menurunkan kwantitas operasi serangannya di Yaman guna memancing pasukan Amerika turun di Yaman, sehingga bisa dimuali peperangan dalam bentuk yang berbeda, seperti yang saat ini terjadi di Mali!
Selain itu, serangan-serangan pesawat drone Amerika mulai menarik simpati rakyat Yaman untuk mendukung Al-Qaeda. Bendera-bendera Al-Qaeda juga mulai dikibarkan dalam aksi-aksi demonstrasi di propinsi Baidha’ sebagai reaksi atas serangan-serangan drone yang membunuh warga sipil. Bahkan, sebagian rakyat Yaman mulai ikut dalam operasi militer bersama Al-Qaeda, seperti terjadi dalam pertempuran yang baru-baru ini terjadi di kota Radda’. Pertempuran ini adalah gerakan rakyat pertama yang bisa digerakkan secara militer oleh Al-Qaeda untuk melawan Amerika dan boneka-bonekanya.
Indikasi yang sangat penting ini, disamping gerakan-gerakan demonstrasi damai yang terus dimotivasi oleh Al-Qaeda di negeri dua tanah suci, memberikan kita gambaran tentang kepemimpinan yang brilian yang mengatur dan menimbang semua peristiwa ini.
Hal inilah yang membuat Amerika dan perezim-rezim boneka sekitar Yaman seperti rezim Arab Saudi dan Kesultanan Oman mencari-cari kesempatan untuk membunuhi jajaran pimpinan Al-Qaeda, seperti pembunuhan terhadap Syaikh Anwar al-Awlaki, (komandan AQAP dari Yaman) Fahd Al-Qusha’ al-Awlaki, (penanggung jawab AQAP bidang syariat) Syaikh Adil al-‘Abbab, dan (wakil pimpinan umum AQAP) Sa’id asy-Syihri.
Atau dengan mencoba membeli loyalitas kelompok-kelompok jihad di sekitarnya seperti yang dilakukan Amerika di Irak dengan membeli loyalitas kelompok Jaisy Islami dan Jaisy ar-Rafidain. Atau dengan mencoba memotivasi pembelotan-pembelotan secara tidak langsung sebagaimana yang mereka lakukan di Aljazair dengan Az-Zawabiri dan Hathab. Atau dengan mencoba mengisolir unsur-unsur mujahidin yang tidak berkaitan dengan asal negerinya seperti yang saat ini dilakukan oleh Dinas Intelijen Arab Saudi di Suriah. Dan tentunya dengan beragam sarana lainnya!
***
Namun peristiwa-peristiwa membuktikan tanzhim Al-Qaeda Semenanjung Arab memiliki kemampuan besar untuk tetap kokoh menghadapi konspirasi-konspirasi seperti ini dan di bawah kondisi terburuk sekalipun.
Al-Qaeda Semenanjung Arab menerjuni kancah peperangan perang gerilya di seluruh wilayah Yaman, peperangan semi tradisional melawan milisi Syiah Houtsi dan perang tradisional melawan aliansi Amerika setelah AQAP menguasai propinsi Abyan. Peperangan-peperangan ini merupakan bukti bahwa AQAP memiliki fleksibilitas yang mampu menguasai kondisi apapun yang dituntut oleh jenis peperangan, sekaligus bukti bahwa struktur organisasinya tidak bisa dicerai-beraikan.
Pengalaman-pengalaman dan kemampuan-kemampuan intelijen yang telah dialami AQAP membuat AQAP bertumpu kepada organisasi bergerak yang Dinas-dinas Intelijen tidak mampu memahaminya, terlebih menceri-beraikannya.
Oeh karenanya kita bisa mengatakan bahwa pengumuman AQAP yang terakhir tentang gugurnya wakil komandan umum AQAP, Syaikh Sa’id asy-Syihri, sama sekali tidak mempengaruhi garis organisasi tanzhim AQAP. Ikatan antara tanzhim Al-Qaeda di Yaman dan tanzhim induk Al-Qaeda di Khurasan (Afghanistan) serta jaringan-jaringan Al-Qaeda lainnya membuat adanya semacam “globalisasi” organisasi, sehingga secara otomatos jajaran pimpinan Al-Qaeda bisa mengganti kekurangan atau celah apapun.
Tanzhim Al-Qaeda sendiri bertumpu kepada ikatan aliansi-aliansi kesukuan dan dipasok oleh potensi-potensi dan kader-kader dari seluruh negara Arab di kawasan Teluk dan dari negeri dua tanah suci secara khusus, seperti Syaikh Ibrahim ar-Rubaisy, Syaikh Utsman al-Ghamidi, Syaikh Asy-Syadukhi dan lain-lain.
Selain itu, tanzhim Al-Qaeda Semenanjung Arab dibangun di atas landasan syar’i dan manhaji, sebagaimana cabang-cabang Al-Qaeda lainnya yang mengikuti Al-Qaeda pusat. Hal inilah yang membedakan Al-Qaeda dari organisasi-organisasi kedaerahan dan organisasi-organisasi nasional lainnya. Abu Mush’ab az-Zarqawi yang merupakan warga Yordania menjadi Amir Al-Qaeda di Irak. Khalid Al-Haj yang merupakan warga Yaman menjadi Amir Al-Qaeda di negeri dua tanah suci. Oleh karenanya upaya-upaya untuk mengobarkan api jahiliyah “wahai orang muhajirin…wahai orang anshar“(1) akan menemui kegagalan karena adanya kesadaran manhaji tentang bahaya seruan-seruan jahiliyah seperti itu!
Kini saya hanya akan mengatakan bahwa kawasan Yaman (dan Semenanjung Arab) akan menghadapi peperangan-peperangan lokal dan peristiwa-peristiwa besar yang bisa merubah rambu-rambu pokok peta Semenanjung Arab.
Hal ini menuntut kita untuk mempertahankan kekuatan diri kita sendiri agar bisa kita berdayakan dengan cara yang tepat dan dalam waktu yang tepat agar rezim Arab Saudi tidak bisa memperalat kita, sebagaimana dahulu rezim Arab Saudi memperalat nenek-moyang kita guna menghabisi lawan-lawan politiknya.
Seorang mukmin tidak akan terjatuh dua kali dalam lubang yang sama. Oleh karena itu saya mengajak kepada seluruh pemuda negeri dua tanah suci secara khusus dan seluruh pemuda Teluk secara umum untuk mempersiapkan iman dan fisik mereka, lalu berkoordinasi dengan saudara-saudara mereka tanzhim Al-Qaeda di Yaman guna mempersiapkan diri bagi menghadai pertempuran yang akan datang. Sebab, Al-Qaeda di Yaman adalah ujung tombak dalam pertempuran lokal yang akan datang.
Judul asli artikel: Mukhathathat ijhadh al-harak al-jihadi wa asy-sya’bi fi jaziratil Arab
Penulis: Abdullah bin Muhammad (Strategyaffairs@)
Sumber: Situs Anshar al-mujahidin
Catatan kaki:
(1) Seruan jahiliyah “wahai orang muhajirin tolonglah saya…wahai orang anshar tolonglah saya” adalah seruan konflik antara mujahirin dan anshar. Sahabat Jabir bin Abdullah berkata: “Kami berperang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, pada saat itu kaum muhajirin berkumpul bersama beliau sehingga jumlah mereka banyak. Di tengah kaum muhajirin ada seorang yang suka bercanda. Ia memukul pantat seorang Anshar, sehingga orang Anshar itu marah besar dan mereka saling memanggil kawan-kawannya. Orang Anshar itu berkata: “Wahai orang-orang Anshar, tolonglah aku!”Orang muhajirin itu berkata: “Wahai orang-orang muhajirin, tolonglah aku!”Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam keluar dan bersabda: “Kenapa kalian masih saja menyerukan seruan jahiliyah?” Beliau lantas bertanya, “Ada apa dengan mereka?” Maka diberitahukan kepada beliau bahwa sahabat muhajirin memukul pantat seorang Anshar. Maka beliau bersabda, “Tinggalkanlah seruan tadi, karena ia adalah seruan yang keji.” (HR. Bukhari no. 3518 dan Muslim no. 2584)
(muhibalmajdi/arrahmah.com)