JAKARTA (Arrahmah.id) – Wakil Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid, menanggapi banyaknya pertanyaan, simpangsiurnya berita, serta harapan-harapan yang di antaranya disampaikan langsung oleh Pimpinan Partai Nasdem, PKB bahkan oleh Bacapres Anies Baswedan sendiri.
Dirinya menegaskan kembali sikap PKS yang tetap konsisten dengan keputusan Majelis Syura, sejak awal mendukung koalisi perubahan untuk persatuan bersama bakal calon presiden Anies Baswedan pada pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang.
“Perubahan tentu merupakan sebuah keniscayaan, karena tidak ada sesuatu pun di dunia ini statis apalagi yang sempurna,” ucap pria yang akrab disapa HNW.
“Sehingga, perubahan untuk perbaikan yang lebih baik dalam kebijakan pemerintah seharusnya menjadi fokus setiap kandidat. Termasuk untuk meneruskan hal-hal yang sudah dinilai baik agar menjadi lebih baik,” tukasnya melalui siaran pers di Jakarta, Senin (11/9).
HNW memahami harapan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang meminta agar PKS segera memutuskan dukungan kepada Muhaimin Iskandar sebagai bacawapres dari Anies Baswedan.
“Tentu PKS sangat mafhum. Apalagi sejak awal sekali, bahkan sejak Pilgub 2017, PKS sudah mendukung Anies Baswedan. Dan di antara partai-partai di koalisi perubahan untuk persatuan, PKS adalah peraih suara terbanyak pada Pemilu 2019 di tiga wilayah strategis, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten,” tutur HNW.
“Sehingga sangat wajar apabila Bacapres Anies Baswedan, Nasdem dan PKB sangat berharap agar bisa menang, dengan PKB kuat di Jatim dan Jateng, tapi juga dengan PKS yang kuat di Jabar, Jakarta dan Banten. Maka wajar diharap PKS tetap berada di koalisi perubahan untuk persatuan ini. Apalagi Ketum PKB juga mengungkit kenangan sukses dalam koalisi antara PKB dan PKS yang memenangi 40-50 pilkada di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Lebih lanjut, HNW menegaskan bahwa keputusan mendukung Anies Baswedan tersebut sesuai dengan keputusan Majelis Syura PKS, dan Majelis Syura dalam waktu yang tidak lama lagi akan bermusyawarah untuk menguatkan koalisi dengan merespons harapan dengan memutuskan sikap terhadap usulan Muhaimin Iskandar sebagai bacawapres untuk Anies Baswedan.
HNW menjelaskan bahwa esensi dari adanya koalisi perubahan juga agar tidak kembali lagi era otoritarianisme dengan menguatlah musyawarah dan kesetaraan, dan esensi dari persatuan adalah menjaga dan mengupayakan selalu bisa terjadinya harmoni di dalam koalisi sebagai sumbangsih bagi mengelola dinamika koalisi di tingkat negeri dalam kebersamaan bukan yang malah memecahbelah.
Sukses Pencapresan tentunya dilaksanakan dalam Pemilu yang “luber jurdil” untuk menyegarkan kembali penting tercapainya cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD NRI 1945. Esensi itu sangat jelas tertulis di dalam konsiderans UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Cita-cita dan tujuan nasional dalam Pembukaan UUD NRI 1945 yang dimaksud adalah terkait dengan pelaksanaan Pancasila juga melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
“Cita-cita dan tujuan nasional ini-lah yang harus menjadi acuan bagi setiap koalisi dan kandidat, baik untuk pemilu legislatif atau pun pilpres, bukan hanya melalui janji kampanye dan rencana program yang akan diusungnya kelak, tetapi juga melalui rekam jejak dan kampanye kinerjanya,” kata dia.
“Dan saya yakin dengan rekam jejaknya yang bisa kita ikuti bersama, Bacapres Anies Baswedan sudah sangat memahami cita-cita dan tujuan nasional Bangsa dan Negara Indonesia, serta cara bagaimana mencapai tujuan tersebut. Dan PKS berharap Bacawapresnya akan dapat membantu mewujudkan komitmen dan cita-cita luhur tersebut. Itulah karenanya PKS tetap konsisten dengan Keputusan-keputusan Majelis Syura soal Bacapres maupun bacawapres,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)