Kongres AS mempertanyakan kebenaran tuduhan yang dilontarkan pemerintahan Bush pada Iran, terkait dengan program nuklir negara itu. Mereka minta pemerintahan Bush memberikan bukti konkrit atas tuduhan itu.
Pertanyaan tersebut disampaikan Ron Paul, anggota Kongres dari Partai Republik pada Menlu Condoleeza Rice saat mempresentasikan pengajuan dana anggaran departemen luar negeri pada Kongres, Rabu (8/2).
Pada kesempatan itu Paul mengatakan bahwa pemerintah gagal memberikan bukti nyata atas tuduhannya bahwa Iran akan membuat persenjataan nuklir.
“Tuduhan yang tidak terbukti terhadap tujuan nuklir Iran, dikhawatirkan sama dengan tuduhan terhadap Irak yang ternyata salah,” ujar Paul.
Ia juga menyoroti tuduhan pemerintahan Bush yang menyatakan bahwa Iran telah membantu para pemberontak di Irak. Menurut Paul, tuduhan itu juga menjadi alasan bagi pemerintah untuk memperluas retorika mereka terhadap Iran.
“Didesak untuk memberikan bukti atas tuduhan bahwa Iran terlibat di Irak, pemerintah terus memberi janji bahwa mereka sedang mengumpulkan bukti-bukti itu,” tukas Paul.
“Ini seperti kasus Irak, tuduhan dulu, baru kemudian menjanjikan bukti, dan bukti itu tidak pernah ada karena tuduhan itu ternyata tidak benar,” sambungnya.
Ia mencontohkan tindakan pemerintahan Bush yang telah mendiskreditkan rejim Saddam Hussein dengan tuduhan membuat senjata pemusnah massal.
Atas semua tuduhan yang dilontarkan Bush pada Iran, jurubicara departemen luar negeri Sean McCormack selalu mengatakan bahwa pemerintah sedang mengumpulkan “gunungan bukti.” Tapi bukti yang dijanjikan itu tidak pernah mampu diberikan pemerintahan Bush hingga detik ini.
McCormack beralasan, bukti yang ada belum kuat untuk meyakinkan mereka yang bersikap skeptis.
“Kami akan membuktikan berdasarkan pada jadwal kita. Akan ada orang yang meragukan, mengkritik dan bersikap skeptis… Tak masalah, kami menerima itu. Hal ini tidak akan memperngaruhi kami, sehingga terburu-buru melakukan sesuatu yang menurut kami belum layak atau siap dipublikasikan,” papar McCormack.
Sementara itu, di hadapan Kongres, Rice membantah kalau pemerintah AS berencana atau berkeinginan untuk menyerang Iran.
“Apa yang sedang kita lakukan adalah merespon sejumlah kebijakan Iran baik di Iran sendiri maupun di seluruh dunia yang sangat berbahaya bagi keamanan nasional kita,” ujar Rice berdalih.
Ia juga mengatakan bahwa dukungan Iran terhadap terorisme “sudah menjadi rahasia umum dan “sudah menjadi hal yang mahfum.” Atas tuduhannya itu, Rice menunjuk keberadaan Hizbullah di Libanon dan “pasukan kematian” yang oleh Rice disebut bentukan Iran.
Rice menambahkan, pasukan Inggris di Irak juga mencurigai Iran terlibat dalam serangan-serangan yang ditujukan pada pasukan koalisi di Negeri 1001 Malam itu. Ini terlihat dari bom-bom canggih yang digunakan di Irak yang mampu mempenetrasi peralatan perang pasukan kaolisi.
“Saya pikir setiap pemerintahan di dunia tidak akan waspada dan tidak akan diam melihat hal itu,” ujar Rice membela diri. (ln/aljz/eramuslim)