WASHINGTON (Arrahmah.com) – Dilema besar melanda agenda Amerika Serikat di Afghanistan. Selain harus tetap memantau kepentingan mereka di negara tersebut, AS juga merasa perlu untuk mendamaikan konflik kepentingan keamanan India dan Pakistan, kata seorang pejabat senior Amerika Serikat.
“India memiliki serangkaian kepentingan keamanan yang sah di wilayah itu, seperti halnya sejumlah negara lain termasuk, tentu saja, Pakistan, Cina, dan semua negara-negara lain yang bertetangga dengan Afganistan,” kata Richard Holbrooke, utusan khusus AS untuk Pakistan-Afghanistan, saat diminta untuk mengomentari mana pengaruh yang lebih besar yang akan diperlihatkan oleh Pakistan atau India di Afghanistan.
“Berbagai jenis penyelesaian perang di Afghanistan menandakan bahwa kepentingan keamanan yang sah dari setiap negara sebetulnya dapat dipahami dan diperhitungkan,” katanya.
“Dilema muncul ketika kepentingan keamanan mereka cenderung berada dalam konflik. Afghanistan telah menderita sepanjang sejarah oleh kenyataan bahwa negara ini selalu menjadi medan perjuangan untuk memperebutkan kekuasaan. Kami tidak ingin melihat hal itu terjadi. Saya berharap bahwa ada sesuatu yang bisa dilakukan.”
Saat dimintai komentar mengenai saran Mullen bahwa India dan Pakistan perlu melanjutkan kembali saluran diplomasi mengenai isu Kashmir, Holbrooke mengatakan Amerika Serikat akan “bertepuk tangan dan mendorong” setiap langkah dua negara itu untuk mengurangi ketegangan.
“Tapi kami tidak akan bertindak sebagai perantara antara Islamabad dan New Delhi. Karena bukan itu yang kami lakukan di sini,” tambahnya.
Holbrooke mengatakan seringnya ia mengunjungi New Delhi karena negara itu sangat penting dalam masalah Afghanistan, bukan yang lain.
Mullah Omar
Ketika diminta untuk mengomentari permintaan beberapa organisasi suku Pakhtun agar nama Mullah Omar dan Gulbuddin Hikmatyar dihapus dari daftar teroris PBB, Holbrooke mengatakan, “Saya tidak berpikir bahwa orang yang Anda sebutkan tadi memenuhi syarat untuk memperoleh penanganan semacam itu . Saya tidak bisa melihat bahwa dalam keadaan sekarang ada orang yang bisa secara realistis menghapus nama-nama itu.”
Holbrooke juga bersikeras bahwa ada perbedaan antara reintegrasi dari beberapa pendukung Taliban dengan usulan rekonsiliasi kepemimpinan Taliban.
“Reintegrasi merupakan program untuk memberikan kesempatan bagi mereka yang bergabung bersama Taliban untuk meletakkan senjata mereka, meninggalkan Al-Qaidah, meninggalkan kekerasan, dan berpartisipasi dalam proses politik Afghanistan,” katanya.
“Ini adalah program yang sangat diperlukan, serta dianggap oleh Komando ISAF sebagai sesuatu yang paling penting, seperti halnya yang diungkapkan oleh menlu Clinton.”
Rekonsiliasi, katanya, yang diarahkan pada kemungkinan diskusi dengan pimpinan Taliban ini akan diarahkan untuk membawa perdamaian dan mengakhiri peperangan.
Dia mencatat bahwa Presiden Karzai berada di Arab Saudi minggu ini dan telah secara terbuka menyerukan kepada Saudi untuk membantu usaha tersebut. (althaf/dawn/arrahmah.com)