Tak puas membunuhi kaum muslimin secara fisik, Amerika terus melakukan teror untuk menjauhkan kaum Muslim dari Islam. Tepat ketika hubungan AS dan Pakistan “mulai” memburuk, permasalahan baru telah dikembangkan, kali ini AS menjadi sponsor konferensi hak-hak kaum homoseksual yang diadakan di Islamabad.
Kelompok agama konservatif di Pakistan telah mengkritik tajam Kedutaan Besar AS di Islamabad karena mensponsori perayaan yang pertama kalinya terjadi negara itu. Acara kebanggaan gay, lesbian, biseksual dan transgender tersebut digelar pada 26 Juni lalu. Mereka menggambarkan peristiwa ini sebagai “terorisme budaya” dan serangan paling berbahaya kedua di negara itu oleh AS setelah serangan udara dan rudal yang telah yang telah menewaskan warga sipil.
Para pejabat di Kedutaan Besar AS di Islamabad mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa acara disponsori oleh kaum gay dan lesbian di Agen Luar Negeri “… berulangkali mengklaim hal tersebut merupakan wujud dukungan kedutaan AS terhadap hak asasi manusia, termasuk hak-hak Lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Terlebih di Pakistan hak-hak tersebut “terus mendapat tekanan” oleh elemen-elemen ekstrimis di seluruh masyarakat Pakistan.
Wakil Kepala Misi Duta Besar AS, Richard Hoagland menegaskan kembali komitmen AS dalam proklamasi yang ditandatangani oleh Presiden Barack Obama 31 Mei lalu yakni, “mendedikasikan kembali diri kita sendiri untuk mengejar persamaan hak bagi semua, tanpa memandang orientasi seksual atau identitas gender. Kedutaan Besar AS di sini untuk mendukung Anda dan berdiri di setiap langkah anda”.
Belum ada komentar pada acara tersebut dari pejabat pemerintah Pakistan, tetapi hal itu bisa menjadi pemicu kemarahan publik Pakistan terkait urusan AS di negara itu.
Sebelumnya kedua negara telah berselisih akibat serangan rahasia AS di Abbottabad yang diklaim telah menewaskan Syaikh Usamah Bin Ladin pada 2 Mei, dan serangan pesawat predator tak berawak serta serangan rudal yang menewaskan warga sipil di daerah terpencil yang diklaim sebagai tempat pejuang Al Qaeda berada.
Acara tersebut menimbulkan perdebatan di blog internet. Kelompok-kelompok Islam mengadakan aksi unjuk rasa di kota-kota besar, pada acara yang disponsori AS tersebut digelar. Jamaat-e-Islami, partai Islam terbesar Pakistan, mengeluarkan kecaman atas nama berbagai kelompok agama konservatif.
Dikatakan “homoseksual tidak layak untuk menjadi Muslim atau Pakistan, dan dukungan dan perlindungan diumumkan oleh pemerintah AS bagi mereka adalah terorisme sosial dan budaya terburuk terhadap Pakistan,”. Mereka juga menyebut para pelaku LGBT adalah kutukan bagi masyarakat dan sampah sosial.
“Kami mengutuk konspirasi Amerika untuk mendorong biseksualisme di negara kita,” kata Mohammad Hussain Mehnati, pemimpin Jamaat-e-Islami pada salah satu unjuk rasa.
“Mereka telah menghancurkan kita secara fisik, memberlakukan apa yang disebut perang melawan terorisme pada kami dan sekarang mereka telah melakukan terorisme pada budaya kita,” katanya.
“Pertemuan ini menunjukkan kekejaman Amerika yang telah membentuk badai nilai-nilai tidak bermoral pada nilai-nilai Islam, dan kami menolak semuanya,” kata Mehnati.
Menanggapi hal tersebut, pemerintah Pakistan mengeluarkan pernyataan yang tidak berhubungan dengan homoseksualitas secara langsung, tetapi mengatakan bahwa Islam adalah agama resmi negara, dan semua hukum, aturan, peraturan dan undang-undang lain harus sesuai dengan Islam.
Homoseksualitas adalah dilarang dalam hukum Syariah yang diberlakukan di Pakistan pada tahun 1990, pelakunya dikenai hukuman cambuk atau penjara umum.
Meskipun demikian, Pakistan mulai mengendur dalam penerapan hukuman tersebut. Hal itu bisa dilihat, ketika Mahkamah Agung Pakistan memutuskan untuk memperbolehkan kemungkinan suatu kategori gender yang ketiga di kartu identitas nasional pada awal tahun 2011.
“Sebelumnya, kami memiliki dua kategori, laki-laki dan perempuan, untuk pendaftaran,” kata Brigadir Ihsan ul-Haq, yang mengelola database nasional di Karachi, pada saat itu.
“Masyarakat (homoseksual) gelisah untuk identitas terpisah mereka sendiri. Mereka pergi ke Mahkamah Agung, dan pengadilan setuju untuk memberlakukannya, dan kami akan menerapkannya. “
Namun, bagaimanapun Pakistan tidak mengakui perkawinan atau kelompok homoseksual, dan secara social dan agama kaum homoseksual diasingkan di sebagian besar wilayah negara itu.
Proyeksi pemerintahan Obama terhadap filsafat pada homoseksualitas di Pakistan datang pada saat AS sendiri bergulat dengan pertanyaan tentang hak-hak bagi kaum homoseksual. Amerika pun akhirnya memperbolehkan pernikahan sesama jenis dan mengizinkan kaum homoseksual untuk masuk kedalam angkatan bersenjata Amerika.
Tujuh negara bagian dan satu distrik saat ini memperbolehkan pernikahan sejenis. Negara-negara lain mengakui pernikahan sesama jenis yang dilakukan di tempat lain dan beberapa negara menawarkan pelindungan secara hukum dan izin menikah untuk kaum tersebut.
Sementara itu, dua puluh negara melarang diskriminasi berdasarkan orientasi seksual sementara dua belas lainnya melarang diskriminasi berdasarkan identitas gender. “Kejahatan” kebencian berdasarkan orientasi seksual atau identitas gender tersebut akan dihukum berdasarkan hukum federal.
Allah tidak akan berhenti dalam menyesatkan kaum Muslimin. Walaupun tidak secara langsung keluar dari agama Islam, tapi mengikuti langkah syetan sudah cukup bagi mereka untuk menjerumuskan kaum muslimin.
Hal itulah yang dilakukan AS dan sekutu yang memboyong demokrasi dan kebebasan. Tak puas membunuh kaum muslim secara fisik,mereka terus gencar melakukan segala cara untuk merontokkan keimanan umat Islam dengan reduksi iman.
semoga kita termasuk bagian dari orang-orang yang diselamatkan Allah dari segala fitnah syetan yang menyesatkan. (rasularasy/arrahmah.com)