PALU (Arrahmah.com) – Pada hari keempat setelah gempa bumi berkekuatan besar yang disusul tsunami yang melanda kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, warga kota Palu menjerit kelapara, mereka berharap pasokan bantuan segera datang.
Menurut laporan Antara pada Selasa (2/10/2018), pasokan bantuan tidak kunjung datang. Beberapa tempat bahkan belum terjangkau tim Basarnas dan SAR.
“Makanan tidak ada, habis. Kita makan dengan pisang, ubi. Tolong… kami tidak bisa makan apa-apa lagi,” ujar seorang warga daerah Sidera, Sigi, mengatakan kepada Antara.
Di hari keempat, beberapa daerah terpencil belum tersentuh, obat-obatan mulai habis dan tim penyelamat sedang berjuang dengan kekurangan peralatan berat untuk mengevakuasi korban yang mulai putus asa.
Presiden Joko Widodo membuka pintu bagi puluhan lembaga bantuan internasional dan LSM yang berbaris untuk memberikan bantuan kepada para korban gempa dan tsunami.
“Tadi malam, presiden Jokowi memberi wewenang kepada kami untuk menerima bantuan internasional untuk tanggap bencana yang mendesak,” ujar pejabat senior Tom Lembong di akun Twitter, seperti dilansir Al Jazeera.
Sementara itu, relawan telah mengubur korban gempa dan tsunami di sebuah kuburan massal pada Senin (1/10).
Truk tiba dengan mayat yang dibungkus dalam kantong jenazah berwarna oranye, kuning dan hitam.
Tetapi masih banyak yang mencari kerabat mereka yang hilang.
Adi seorang warga Palu mengatakan kepada AFP bahwa dia memeluk istrinya di pantai di Palu ketika tsunami melanda, dan belum melihatnya sejak itu.
“Ketika ombak datang, saya kehilangan dia,” ujarnya.
“Saya tidak bisa menahan apapun saat itu.” (haninmazaya/arrahmah.com)