BANGLADESH (Arrahmah.com) – Puluhan ribu Muslim yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar utara kini hidup dalam kemiskinan yang parah di negara tetangga Bangladesh dan membutuhkan tempat tinggal yang lebih baik saat musim topan kian dekat, ujar laporan Palang Merah Internasional pada Senin (20/3/2017).
Sekitar 75.000 Muslim Rohingya dari negara bagian Rakhine telah tiba di Bangladesh sejak militer Myanmar memulai operasi keamanan Oktober lalu, dalam merespon apa yang diklaim sebagai serangan oleh “militan” Rohingya di pos perbatasan.
Banyak pengungsi yang tinggal di kamp yang “tidak terencana dan penuh sesak” di distrik Cox Bazar Bangladesh, ujar Palang Merah yang menambahkan bahwa para pengungsi tidak memiliki makanan yang cukup, air bersih, bahan-bahan penampungan atau obat-obatan.
“Kebanyakan mereka tidak memiliki akses ke layanan medis dan mereka tidak mendapatkan cukup makanan atau gizi yang cukup,” ujar Azmat Ulla, Kepala Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah Banglaseh dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Daily Sabah pada Selasa (21/3).
“Penampungan juga menjadi masalah besar. Banyak yang tinggal di bangunan sementara di bawah standar. Kami perlu meningkatkan dukungan, terutama karena ada tantangan tambahan dengan dimulainya musim banjir dan topan.”
Musim topan di Bangladesh yang berlangsung antara April hingga Desember sering menyebabkan evakuasi massal dari desa pesisir di dataran rendah yang menghancurkan properti dan tanaman.
Cox Bazar terletak di pantai tenggara, rentan terhadap siklon yang terbentung di Teluk Benggala. (haninmazaya/arrahmah.com)