CANBERRA (Arrahmah.com) – Komunitas Yahudi Victoria ingin agar salah satu kelompok yang mereka klaim radikal dilarang dengan dalih mengancam keamanan Australia, lansir Herald Sun pada Jumat (14/10/2011).
Hizb ut-Tahrir, yang dilarang di beberapa negara, mengadakan konferensi mengenai perang Afghanistan Jumat malam (14/10/2011). Hizb ut-Tahrir Australia pun sebelumnya mengkritisi situs anti-teror yang dibuat oleh Pemerintah Federal Australia.
Presiden Dewan Komunitas Yahudi Victoria, John Searle, mengatakan pada hari Kamis (13/10) bahwa pemikiran Hizb ut-Tahrir bertentangan dengan sebagian besar warga Australia.
“Mereka menjajakan bentuk anti-semitisme dan anti-Zionisme yang sangat jahat, dan mereka adalah semacam kelompok yang akan mendorong tumbuhnya teroris dalam negeri,” katanya.
“Kami tidak senang mereka ada di sini di semua. Kami tidak percaya bahwa mereka memberikan pengaruh yang dibutuhkan oleh para pemuda.”
Searle mengatakan dewan komunitas Yahudi menginginkan agar partai politik Islam itu dilarang dan komunitas Yahudi khawatir bahwa para pembicara dalam konferensi tersebut bisa menginspirasi orang untuk mengambil tindakan ekstrim.
“Mereka tentu sangat ekstrim, dan ekstremis tidak menghasilkan kebaikan bagi siapa pun,” katanya.
Meski demikian, juru bicara Hizb ut-Tahrir, Utsman Badar, membantah Hizb ut-Tahrir adalah ekstrimis atau anti-Semit.
“Klaim yang dibuat tentang kami didasarkan pada desas-desus,” katanya. “Kami senang mereka (anggota komunitas Yahudi) hadir dan menyaksikan konferensi kami.”
Badar mengatakan, Hizb ut-Tahrir hanya mempermasalahkan Israel karena pendudukan di wilayah kaum muslimin di Palestina.
Jaksa Agung federal, Robert McClelland, mengatakan pandangan Hizb ut-Tahrir memang sangat bertentangan dengan masyarakat Australia dan permintaan untuk melarang kelompok itu terus-menerus ditinjau oleh badan keamanan dan intelijen.
“Pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap kelompok-kelompok yang menganjurkan terorisme, dan akan bertindak atas saran dari badan-badan keamanan, apakah mereka harus dilarang ataukah tidak,” katanya.
Konferensi bertajuk “Afghanistan, Sepuluh Tahun Ketidakadilan, Penindasan, dan Kegagalan” ini berlangsung di sebuah hotel kota Melbourne. (althaf/arrahmah.com)