XINJIANG (Arrahmah.com) – Sejak infeksi virus corona dikonfirmasi pada akhir Januari di wilayah perbatasan barat laut Cina Xinjiang, setidaknya 1 juta Muslim Uighur yang dipenjara di kamp-kamp pengasingan oleh pihak berwenang Cina berisiko tertular virus, dan sedikit yang diketahui tentang kondisi di dalam kamp-kamp ini.
Sejauh ini, angka resmi yang dikeluarkan oleh media pemerintah China tidak memberikan alasan utama untuk kekhawatiran atas wabah COVID-19 di Xinjiang di mana terdapat 70 kasus yang dikonfirmasi pada Rabu (19/2/2020) dan dengan satu kematian dikonfirmasi. Namun, perwakilan diaspora Uighur memperingatkan ada alasan nyata untuk mengkhawatirkan penyebaran virus corona yang cepat di kamp-kamp penahanan yang kontroversial.
Pakar dan juru kampanye AS mengatakan, 1 juta warga Uighur dan lainnya, yang sebagian besar Muslim, telah dikurung di wilayah Xinjiang, Cina. Pemerintah Cina telah berulang kali menepis tuduhan itu dengan mengatakan kamp-kampnya menawarkan pendidikan dan pelatihan sukarela untuk membantu memberantas ekstremisme.
Sebuah petisi yang diposting di Change.org dan telah ditandatangani oleh lebih dari 3.000 orang mendesak penutupan kamp untuk mengurangi ancaman penyebaran virus yang lebih luas.
Ada juga kampanye hashtag media sosial seperti #VirusThreatInThecamps dan # WHO2Urumqi untuk mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengirim delegasi ke kota Xinjiang.
“Kita tidak harus menunggu sampai berita ratusan kematian terkait virus corona terjadi di kamp sebelum kita bereaksi,” kata petisi.
“Ketika Cina terus berjuang untuk menahan virus di Wuhan, kita dapat dengan mudah berasumsi bahwa virus akan dengan cepat menyebar ke seluruh kamp dan mempengaruhi jutaan orang jika kita tidak meningkatkan alarm sekarang,” imbuh pernyataan dalam petisi tersebut, sebagaimana dilansir Daily Sabah.
Kongres Uighur Sedunia (WUC), salah satu dari beberapa kelompok yang mewakili warga Uighur di luar Cina, mengatakan sangat prihatin “jika langkah-langkah preventif tidak diambil untuk membatasi penyebaran virus ini lebih jauh, ia dapat dengan cepat menginfeksi sebagian besar masyarakat Xinjiang, terutama yang berada di dalam kamp”. (rafa/arrahmah.com)