TIMBUKTU (Arrahmah.com) – Sebagian Masyarakat di Mali, terutama orang-orang Sufi, marah atas tindakan Mujahidin Ansar al-Din menghancurkan kubah-kubah kuburan yang dikeramatkan. Walaupun Mujahidin telah menjelaskan maksud dan tujuan mereka meratakan kuburan, tetapi nampaknya belum dipahami oleh sebagian kalangan di Mali.
Oleh karena itu, anggota komunitas Arab di Mali membentuk unit bersenjata untuk melindungi kuburan yang dikeramatkan yang mereka anggap kuburan ‘para wali’ dan untuk menentang tindakan Ansar al-Din di utara negara itu.
“Hari ini, kami memiliki sebuah brigade siap siaga, sehingga tidak ada satu orang pun yang dapat menyentuh makam-makam di Araouane dan Gasser-Cheick (di kota Timbuktu),” kata Tahel Ould Sidi, pemimpin brigade itu, kepada AFP, Rabu (11/7/2012).
Tahel menganggap bahwa Mujahidin tidak memahami Islam dan menurutnya penghancuran kubah kuburan tidak ada di dalam al-Qur’an.
“Kami tidak akan membiarkan orang-orang yang tidak mengetahui tentang Islam untuk datang dan menghancurkan sesuatu yang berharga milik kami. Saya belajar di Mauritania dan Arab Saudi, tidak ada satupun yang memberitahu kami di dalam kitab suci Al-Qur’an bahwa kami harus menghancurkan makam,” tambah Sidi.
Sementara Mujahidin Ansar al-Din mengatakan akan meratakan makam-makam meskipun jika makam itu berada di dalam Masjid. (siraaj/arrahmah.com)