Surabaya (Arrahmah.Com) – Sabtu (11 Juli 2009) kemarin, Poltek Perkapalan Negeri Surabaya ITS banyak didatangi oleh mahasiswa dan anak-anak SMU se-Surabaya. Ramai! Usut punya usut, ternyata hari itu PPNS ITS tengah menyelenggarakan berbagai final dari acara perlombaan yang masuk dalam daftar lomba-lomba guna memperebutkan Directure Cup 2009, termasuk di antaranya penyelenggaraan final kompetisi Qiro’atil Qur’an SKI Poltek Perkapalan ITS 2009 di ruang Teater (ikhwan) dan ruang Teleconference (akhwat).
“Jadi sebenarnya kompetisi qira’atil qur’an ini satu paket dengan lomba-lomba yang diadakan dalam acara direktur cup. Jadi saat itu pihak direksi (rektorat), beliau-beliau memberikan amanah pada anak-anak SKI untuk mengadakan lomba qira’atil quran, kemudian kami di SKI merancang konsepnya, membuat proposal, publikasi dan menyelenggarakan Competition`s Qira’atil Qur’an ini, ” papar Arya, mahasiswa Teknik Otomasi 2008.
Acara yang diselenggarakan sejak 9 Juli 2009 (Technical Meeting Kompetisi) hingga 11 Juli 2009 kemarin berada di bawah tanggung jawab penuh dari direktur PPNS sendiri, Ir. Muhammad Mahfud, M.MT, dibantu pembantu direktur bagian kemahasiswaan Pak Faiz, sedang dari pihak SKI yang bertanggung jawab adalah akhi Fauzan (ketua Pelaksana) dan akhi Niki selaku ex ketum SKI PPNS.
“Salah satu tujuan asasi kompetisi ini diadakan adalah untuk menciptakan suasana kampus yang bernuansa religious. Jadi agar ITS ini tidak hanya dikenal dari tekniknya saja, tetapi pengetahuan alqur’annya juga bisa menjadi bagus. Semoga kegiatan ini membawa barokah ke depannya bagi kampus poltek perkapalan ITS ini. Aamiin,” ucap bapak Miftachul Munir selaku wakil dari pihak direksi PPNS ITS saat memberi sambutan pada pembukaan acara Kompetisi Qiro’atil Qur’an.
Semula target peserta adalah para mahasiswa ITS sendiri, namun karena terbentur dengan kalender akademik yang telah memasuki masa liburan maka peserta pun diperluas mencakup anak-anak SMU/yang se-derajat dan para mahasiswa di Surabaya dan berbagai daerah yang masih terjangkau oleh pempublikasian panitia.
Maria Ulfa, mahasiswi Teknik Kelistrikan Kapal 2006 berkata, “Tadinya target peserta inginnya di lingkup ITS sendiri. Tapi kendalanya karena ITS sendiri tuh sudah libur, jadi kan pamfletnya nggak kebaca mungkin sama mahasiswa ITS yang lainnya.” Akhlaq Raisun (Sie Acara dan Publikasi) dan Krisna Pratiwi (pendamping Panitia) membenarkan hal ini, “sebenarnya publikasi sudah tersebar semua di kampus ITS, tapi karena sekarang sudah libur, jadinya tidak optimal.” “Namun kita akhirnya berinisiatif mempublikasikannya juga ke luar. Ke SMA-SMA, ke IAIN, ke YPM, Mojokerto, Sidoarjo, Gresik dan Lamongan juga,” Maria dan Arya menambahkan.
“Saya salut saat tahu banyak peserta datang dari luar kota. Salut saja, dalam hati saya berkata, ‘wih mereka bela-belain yah datang ke sini’?” Sangaji, pendamping panitia menanggapi respon peserta terhadap publikasi panitia.
Peraturan dan ketentuan selama kompetisi dijabarkan oleh panitia pada saat pertemuan technical meeting yang dihadiri oleh para peserta pada hari kamis (9 Juli 2009). Demikian juga mengenai maqra (materi ayat alqur’an yang akan dibaca para peserta) dan kriteria penilaian kompetisi yang meliputi aspek Lagu (50%), fashohah (25%) dan tajwid (25%). Dalam hal lagu, juri menjelaskan peserta diperbolehkan menggunakan kombinasi lagu mana saja yang diinginkan peserta, boleh menggunakan nagham (lagu) bayati, shoba, hijaz, nahawan, ro’s, syikah atau jiharkah.
“Bagaimanapun juga, MTQ itu di mana-mana cara bacanya harus selalu diawali dg lagu bayati (rendah), tidak boleh langsung ke nada jawab (nada tinggi),” jelas Ahmad, peserta dari IAIN jurusan siyasah diniyyah fakultas syariah semester akhir, yang pernah menjadi juara I MTQ JamQur Se-Jatim 2003. Ia menambahkan, “dan sebaiknya maqra’ ayat itu tidak perlu dibatasi dari ayat ini sampe ayat sekian.. harusnya penentuan maqra’ tersebut adalah dari waktu yang ditetapkan bagi peserta untuk membaca suatu maqra’. Jadi cukup menentukan maqra’ dari ayat sekian.. sampai habis waktunya sebagaimana MTQ-MTQ lainnya.” “Iya, tapi kalau bisa penentuan maqra’ itu jauh-jauh hari jangan sehari sebelum tampil,” Yeni Septika (mahasiswa UNESA Komp Informatika 2008) mengungkapkan uneg-unegnya. “Iya, saya sepakat. Sebab kalau saya lihat, ini kan pesertanya yang ikut sebagian besar masih pemula, mas mbak,” Pak Qomar, guru pembimbing finalis 6 besar, Layyin turut menyumbangkan aspirasinya.
Mengenai persiapan menghadapi babak penyisihan, salah satu peserta yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan dia mempersiapkannya sekitar setengah bulan dengan banyak membaca alqur`an dan banyak bertanya pada ustadzahnya mempelajari ragam nagham (lagu) yang pas untuk ditampilkan saat kompetisi. Sedangkan Putri dan Lutfi, peserta kompetisi ini juga menyampaikan bahwa persiapan untuk musabaqah tilawatil qur’an semacam ini tidak bisa hanya sehari, tapi harus sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Hal ini juga dibenarkan oleh peserta yang pernah menjadi juara 3 remaja MTQ di Masjid BaiturRozzaq Citra Land, Surabaya 2004, ”Ya itu benar. Karena kalau bagi para qari’ atau qari’ah itu, tiap hari mereka pasti membaca alqur`an dengan melatih lagu mereka, entah awalnya secara murottal lalu baru secara mujawwad dan berlagu. Tapi yang pasti, tiap hari mereka pasti berlatih. Kalau ada lomba, barulah benahi sedikit-sedikit variasi lagunya.”
Hari pertama penyelenggaraan kompetisi berlangsung pada 10 July 2009 hingga pukul 11. Pada babak penyisihan ini, para peserta mengambil nomer undian untuk mengetahui urutan tampil. Di meja terdapat 3 lampu, hijau tanda mulai membaca, kuning tanda siap-siap waktu hampir habis dan lampu merah tanda peserta harus berhenti dan menutup maqra’ yang dibaca. Peserta ikhwan dinilai oleh ustadz Hamdan Nur, ustadz Surya Kadar, ustadz Wahyu di ruang Teater. Sedang peserta akhwat dinilai oleh ustadzah Maisaroh, ustadzah Rahmawati dan ustadzah Iman sebagai dewan juri di ruang Sidang I. Pukul 1 siang diumumkan para finalis yang berhak masuk babak final.
Keesokan harinya, sabtu (11 July 2009) babak final yang dimulai pukul setengah 9 itu berlangsung di ruang Teater (ikhwan) dan ruang Teleconference (akhwat). Pukul dua siang, diumumkanlah siapa saja yang menjadi para pemenang kompetisi Qira’atil Qur’an SKI Poltek Perkapalan Negeri Surabaya ITS 2009.
IKHWAN
Ahmad Lutfi IAIN Sunan Ampel Juara 1
Athollah Azziyad IAIN Sunan Ampel Juara 2
Ahmad Nasrullah MA Ihyaul Ulum Juara 3
AKHWAT
Noor fitriyah IAIN Sunan Ampel Juara 1
Manzilatur Rohma IAIN Sunan Ampel Juara 2
Anis istiqomah SMAN 8 Surabaya Juara 3
Putri Khusnul Khotimah (mahasiswi PSIK Undip 2008 yang sering menjuarai kejuaraan MTQ tingat Kabupaten di NTB) memiliki kesan tersendiri mengenai Kompetisi Qira’atil Qur’an ini, ”rata-rata pesertanya bagus-bagus. Secara keseluruhan sudah bagus, sudah hampir kayak MTQ umum lainnya. Tepat waktu juga, dekorasi ruang sudah bagus dan makanannya juga terjamin.” “Kalau saya, yang saya kagumi dari panitia, meskipun banyak protes dari peserta tapi paniti mau berbesar hati, bersabar dan berlapang dada untuk menerima kritik dan saran,” ujar Diana, mahasiswa Teknik Informatika 2008.
Ditanya mengenai kesan, Niki (SC Kompetisi Qira’atil Qur’an) ini menjawab,”Meskipun dari panitia ini tidak ada yang memiliki latar belakang dan pernah terjun sebagai qari/qariah, tapi tetap di sini temen-temen mengusahakan untuk mengadakan lomba ini dengan berbagai upaya, seperti tanya jawab ke juri tentang perlombaan ini dan juga masalah teknis lombanya bagaimana.” “Ya, betul. Kita di briefing dulu oleh jurinya tentang pelaksanaan kompetisi ini, jadi kita punya gambaran,” kata Sangaji. Anas (Ketua SKI PPNS 2008-2009) juga menyatakan kegembiraannya kepada pihak Arrahmah,” Alhamdulillah, luar biasa! Lomba yang untuk pertama kali diadakan oleh SKI PPNS ini berjalan lancar. Segala persiapan dan pelaksanaan dilakukan dengan baik dan penuh tanggung jawab oleh semua panitia. Walaupun banyak rintangan dan hambatan, alhamdulillah, semuanya lancar.”
Untuk ke depannya, para panitia memiliki harapan agar Poltek Perkapalan Negeri Surabaya bisa memiliki kader yang dapat mewakili kampus untuk mengikuti kompetisi semisal ini. Panitia juga mengingatkan, “InshaAllah nanti untuk tahun-tahun depannya, kalau lancar, inshaAllah kami akan mengadakan lagi kompetisi seperti ini, jadi dipersiapkan lagi bagi teman-teman yang sudah ahli di bidang qira’atil quran ini!” (`azmy/arrahmah.com)