JAKARTA (Arrahmah.com) – Berdasarkan hasil autopsi terhadap jasad Siyono, Komnas HAM menyebutkan penyebab kematian Siyono karena tulang dada patah menembus ke jantung. Hal ini disampaikan Komisioner Komnas HAM Siane Indriyani pada konferensi pers hasil pengumuman autopsi jasad Siyono di Gedung Komnas HAM Jakarta, Senin (11/4/2016).
Siane juga menyebut tulang rusuk Siyono sebelah kiri patah lima sedangkan tulang rusuk sebelah kanan patah keluar menembus kulit.
Hasil autopsi juga menunjukkan tidak ditemukan luka atau memar di tangan atau bagian tertentu yang menunjukkan ada perlawanan dari Siyono terhadap aparat Densus 88..
Berikut ini beberapa poin hasil autopsi tim forensik Muhammadiyah Polda Jateng yang disampaikan dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat.
Pertama, Otopsi yang dilakukan Tim Dokter forensik yang diminta oleh PP Muhammadiyah adalah otopsi yang pertama dan belum pernah diadakan otopsi.
Kedua, Pendarahan hebat dengan dibuktikan bagian otak tidak berwarna merah tetapi putih tidak ditemukan, pertanda bahwa pendarahan hebat tidak terjadi dibagian otak meskipun ada luka dibagian otak. Namun Tim forensik menyatakan bukan itu penyebab kematian, seperti pernah disampaikan pihak kepolisian.
Ketiga, Kesimpulan yang diambil dokter tim forensik adalah penyebab kematian adalah patah tulang diberbagai bagian tubuh terutama bagian dada. Tulang rusuk dan lain lain, yang menyebabkan pendarahan hebat di jantung.
Keempat, Tidak ditemukan luka atau memar di tangan atau bagian tertentu yang menunjukkan Ada perlawanan dari Siyono.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan PP Muhammadiyah siang ini telah mengumumkan hasil autopsi jenazah almarhum Siyono. Hadir dalam konferensi, Busyro Muqoddas (Ketua PP Muhammadiyah), Dahnil Anzar Simanjuntak (Ketua PP Pemuda Muhammadiyah), dr.Gatot Suharto ( Tim Forensik), Prof.Hafidz Abbas (Komnas HAM). (azmuttaqin/arrahmah.com)