JAKARTA (Arrahmah.com) – Anggota Sub Bidang Mediasi Komnas HAM, Ridha Saleh membenarkan anggota Densus 88 terlibat dalam penyerangan dan perusakan ke sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sulawesi Selatan, Kamis (4/3).
Seorang anggota Densus 88, terlibat dalam penyerangan Kantor Sekretariat HMI di Makassar Sulawesi Selatan,” katanya, Ahad (7/3).
Menurut Ridha, oknum anggota Densus 88 sudah ditahan di Polda Sulsel. Ditambahkannya, Komnas HAM akan menindaklanjuti insiden penyerangan dengan membentuk tim untuk menindaklanjuti keterlibatan polisi tersebut. “Hari ini kami akan melobi Kapolda,” tegasnya.
Akbar mengaku sudah meminta langsung kepada Kapolri Bambang Hendarso Danuri agar meredam gerakan mahasiswa jangan menggunakan cara-cara represif. Akbar menambahkan mahasiswa adalah aset bangsa dan masih memiliki idealisme yang tinggi.
Polisi Semakin Tidak Profesional Menangani Mahasiswa
Menanggapi penyerangan polisi ke kantor HMI Makassar tersebut, Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Akbar Tandjung meminta pihak kepolisian jangan represif dalam menangani gerakan mahasiswa. Sebab hal itu bisa membuat kinerja pemerintahan SBY-Boediono menjadi semakin blunder.
“Mahasiswa merupakan calon intelektual muda dan masih memiliki idealisme yang tinggi. Desakan mereka ditolak dengan kekerasan tentu membuat mereka menjadi tidak senang. Penanganan mereka harus dengan cara-cara yang komunikatif,” kata Akbar.
Sementara itu pengamat politik Yudi Latif mengatakan tindakan represi yang dilakukan kepolisian akan semakin membuat pemerintahan SBY-Boediono blunder. Dia juga mengatakan tindakan aparat yang represif dalam menangani aksi mahasiswa menunjukkan tidak profesionalnya aparat kepolisian.
“Tindakan represif membuat polisi semakin tidak profesional,” katanya.
Bahkan Yudi mengingatkan jika setiap penanganan aksi mahasiswa dilakukan seperti itu bukan tidak mungkin rakyat Indonesia bisa berbuat anarkis. (voa-islam/arrahmah.com)